Sabtu, 26 Oktober 2013

Assertive

Assertion atau  pernyataan yang tegas merupakan sesuatu yang tidak dibawa sejak lahir, alami atau permanen. Assertive juga merupakan situasi yang refleks dan bukan kepribadian.

Suatu ketika saya berada di kelas psikologi komunikasi, sang dosen memberikan sebuah studi kasus singkat kepada para mahasiswa. Beliau mengatakan seperti ini “Misalkan kalian berada di samping teman kalian yang badannya bau keringat, yang memang saat itu kondisi di luar ruangan sangat panas. Kalian merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut. Apa yang akan kalian sampaikan kepadanya tanpa harus membuat dia tersinggung?”. Kemudian seorang mahasiswa menjawab “Saya mungkin akan mengatakan eh kok agak bau keringat ya disini. Sepertinya kamu...”. Kemudian mahasiswa lain menjawab, “ Mungkin saya akan berkata seperti ini maaf sebelumnya aku merasa ada bau yang kurang sedap di area sini.” Setelah mendengar beberapa pendapat dari mahasiswa, dosen mengatakan bahwa apa yang mereka sampaikan bukan assertive melainkan non assertive. Semua mahasiswa merasa kebingungan, dan tidak tahu harus mengatakan seperti apa. 

Apa perbedaan assertive dengan non assertive? 

1.      Perilaku assertive akan berusaha melindungi hak dirinya dan juga hak orang lain. Sementara perilaku non assertive mengabaikan hak diri sendiri dan mengizinkan orang lain untuk menghina hak kita.
2.      Perilaku assertive memperhatikan perasaan dan kepercayaan orang lain sebagai bagian dari interaksi kita dengan orang lain, sementara itu perilaku non assertive meminta maaf atau bahkan merendahkan ide, perasaan, sikap, kepercayaan, atau informasi yang kita miliki sendiri
3.    Dalam hal cara mengekspresikan perasaan, perilaku assertive akan lebih terarah, jujur dan tepat dibandingkan dengan non assertive .
Seorang yang assertive merupakan orang yang komunikatif. Dari perbedaan assertive dengan non assertive di atas, kita dapat melihat karakter orang yang assertive yakni mereka bebas mengekspresikan keinginannya, mempunyai orientasi yang aktif terhadap kehidupannya (optimis). Menjadi orang assertive tidak selalu menang, tapi paling tidak kita dapat melindungi hak-haknya. Menjadi seorang yang assertive tentu akan mendapatkan konsekuensinya, baik itu yang positif maupun yang negatif.
Konsekuensi yang positifnya adalah akan dihargai orang lain sebagaimana menghargai orang lain, merasa bebas, mengembangkan diri dari banyak segi, dihormati banyak orang. Sementara itu, konsekuensi negatifnya adalah terkadang dianggap kurang sopan, terkesan terlalu menaikkan diri sendiri ketika sedang hanya mempertahankan argumennya, ditolak banyak orang karena dianggap kejam.
Kita bebas memilih apakah kita ingin menjadi assertive atau tidak. Itu bergantung pada diri kita sendiri ! :)