Minggu, 13 April 2014

Laporan Hasil Wawancara Guru

 I.    LATAR BELAKANG

      Ibu AG merupakan seorang guru di SD Methodist IV Medan. Beliau merupakan guru bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan juga Kerajinan Tangan dan Keterampilan (KTK). Beliau mengajar bidang studi IPS mulai dari kelas 1 hingga kelas 3, sedangkan bidang studi KTK mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Tidak hanya sebagai guru bidang studi, beliau juga berperan sebagai wali kelas.
      Latar belakang pendidikan, beliau merupakan tamatan dari IKIP jurusan Diploma Keterampilan dan Kerajinan. Dan saat ini beliau sudah mengajar selama 24 tahun. Pada awal sebelum menjadi guru, beliau mengakui bahwa ia tidak menjadikan pilihan Keterampilan dan Kerajinan sebagai pilihan pertama mengikuti SIPENMARU. Beliau mengatakan bahwa jurusan ini merupakan pilihan ketiga.
     Awalnya sebelum menjadi guru di SD Methodist IV Medan, beliau mengajar di SD Tri Murni dengan membawakan bidang studi yang sama yaitu IPS dan KTK. Namun, pada akhirnya beliau memilih untuk mengajar hanya di Methodist.

II.    HASIL WAWANCARA           

      Pandangan guru terhadap pendidikan ialah pendidikan merupakan hal yang penting untuk didapatkan bagi anak-anak bangsa. Lewat pendidikan, anak-anak bangsa harus bisa meneruskan perjuangan dari pahlawan terdahulu dalam membela negara ini.
      Ketika ditanyakan tentang apa yang memotivasi pengajar tentang pandangannya terhadap pendidikan, beliau menjawab bahwamotivasinya adalah dengan menjadi guru, beliau mengatakan dia dapat membagikan ilmu yang telah dimiliki kepada siswa, dapat mencerdaskan anak-anak bangsa, dan dengan begitu dapat menjadi berkat bagi orang lain. Pengajar ini berharap bahwa anak-anak bangsa ini bisa menjadi orang yang  berguna dan mereka tidak mengatakan “apa yang telah negara ini berikan kepadaku, tapi mereka mengatakan apa yang telah kuberikan bagi negara ini”.
      Sebagai guru, beliau memiliki pandangan terhadap peserta didik. Bagi beliau, peserta didik dapat diajak untuk akrab artinya dapat dijadikan sebagai anak, teman. Beliau juga mudah untuk mengingat nama setiap muridnya, meskipun banyak kelas yang diajarkan. Bahkan beliau mengetahui karakter murid-muridnya. Beliau mengatakan ketika anak sudah nyaman dengan gurunya, anak akan lebih mudah untuk diarahkan
      Dalam pembelajaran, tentunya ada materi yang akan disampaikan. Guru inisial AG ini merasa  tidak kesulitan  untuk menyampaikan pelajaran. Namun, pada awal menjadi pengajar pemula, beliau mengatakan bahwa dia merasa canggung. Tetapi setelah beberapa tahun, beliau sudah tidak canggung lagi. Bahkan Beliau menambahkan bahwa dalam mempersiapkan bahan materi pelajaran, beliau sudah tidak terlalu kesulitan mempersiapkannya. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh jam terbang mengajar beliau.
      Setelah menyampaikan materi pelajaran, guru tentunya mengharapkan respon dari siswa yang diajar. Ada beberapa anak memang memberikan respon, namun ada juga anak yang tidak peduli dengan pembelajaran tersebut. Beliau menyampaikan bahwa untuk mengatasi hal ini, cara yang dilakukan adalah menanyakan terlebih dahulu dengan pertanyaan, ”Ada yang belum mengerti?”. Bagi anak-anak yang belum memberikan respon, beliau mencoba untuk mendekati anak tersebut dengan cara mendatangi bangkunya lalu menanyakan ,”Bagaimana dengan kamu, nak? Sudah mengerti?”  Respon anak biasanya akan cengar-cengir dulu, lalu menjawab dengan kata “Belum, bu..” Lalu saat ditanyakan “Apa yang belum dimengerti,nak?” Barulah anak menunjukkan bagian mana yang belum dimengertinya. Inilah yang mencari cara dari beliau ini untuk memastikan bahwa anak mengerti atau tidak tentang materi yang disampaikan.  Jadi pada dasarnya, beliau lebih mendekati tiap anak ketika anak tersebut tidak mengerti. Beliau mengatakan bahwa anak jangan diberikan kata-kata ‘Bodoh’ karena ini dapat mematikan semangat si murid.
      Bagi beliau sendiri, mengajar di kelas 1-3 SD memang berbeda dengan saat mengajar di kelas 4-6. Di kelas 1-3, anak memang tidak boleh untuk dibentak-bentak, sedangkan di kelas 4-6, anak sudah mulai bisa untuk dikeraskan namun beliau tidak mau menggunakan hukuman fisik kalau mereka melanggar peraturan. Beliau biasanya memberikan sanksi berdiri di depan kelas dengan tujuan mereka akan malu dengan perbuatan yang telah dilakukannya dan tidak mau mengulanginya lagi.
      Beliau menyampaikan bahwa anak perlu diajarkan untuk disiplin. Beliau mengatakan bahwa seorang guru harus mengajarkan murid untuk disiplin dengan cara memulai disiiplin dari diri sendiri. Beliau mengatakan bahwa dia memberikan contoh disiplin seperti tidak datang terlambat, tidak suka  absen, berpakaian baik.
      Setiap pembelajaran pada akhirnya harus dievaluasi. Guru AG ini mengatakan bahwa dalam mengevaluasi pembelajaran pada tiap anak, beliau tidak hanya memperhatikan pemahaman anak terhadap materi yang disampaikan tetapi juga sikap/ kelakuan anak sehari-hari. Tidak hanya itu, beliau juga memperhatikan apakah anak dapat mengkaitkan apa yang dipelajari dengan yang terjadi di sekitar. Sebagai pengajar di tingkat SD, beliau menyampaikan bahwa dalam menjelaskan materi pembelajaran, beliau harus  mempraktekkan apa yang disampaikan di depan anak-anak. Hal ini berguna agar anak mudah memahami materi pembelajaran dan anak tidak terlalu stres dengan pembelajaran.
      Dalam memotivasi setiap anak-anak agar rajin belajar, beliau melakukannya dengan cara bertanya kepada semua siswa tentang cita-cita si anak dengan bertanya seperti “Mau menjadi apa nantinya?” atau “Siapa yang mau menjadi anak baik, kalau mau menjadi anak baik harus rajin belajar atau bermain-main?”. Beliau juga memotivasi siswa dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlomba-lomba menjawab pertanyaan. Pada siswa kelas 1-3, beliau memberikan penghargaan bagi siswa yang berani menjawab pertanyaan dengan cara meminta anak untuk bertepuk tangan bersama. Bagi siswa kelas 4-6, beliau memberikan penghargaan berupa pemberian nilai 100 kepada setiap anak yang bisa menjawab pertanyaan beliau.
      Di tingkat SD, anak-anak cenderung sulit untuk fokus sehingga hal yang dilakukan oleh beliau agar anak tetap fokus dalam mendengarkan pembelajaran dan memperhatikan beliau adalah mencoba mengalihkan perhatian mereka dengan cara bernyanyi. Hal ini akan membuat anak yang tadinya mulai bosan menjadi semangat untuk melanjutkan pembelajaran.
      Dalam mengajar, menurut beliau seorang guru seharusnya tidak kehabisan kata. Seorang guru harus kreatif dalam menyampaikan materi. Meskipun waktu dalam menyampaikan pembelajaran terkadang belum berakhir, beliau mengatakan bahwa ia akan melakukan hal-hal yang berguna dengan tetap memastikan murid-murid tetap tertib sebelum waktu mata pelajaran tersebut usai. Beliau menggunakan waktu yang sisa tersebut untuk memberikan pengajaran-pengajaran moral, meminta anak membaca buku.
      Dalam mengajar, beliau melakukan pendekatan pre test maupun post test, artinya sebelum memulai pembelajaran beliau mereview kembali materi yang telah dipelajari di pertemuan sebelumnya, kemudian di akhir pembelajaran beliau menjelaskan kesimpulan dari apa yang disampaikan pada pertemuan saat itu.

 
III. PEMBAHASAN
      Berdasarkan wawancara yang dilakukan, guru berinisial AG ini memiliki karakter pribadi seharusnya yang dimiliki oleh seorang guru, yakni ksatria, jujur, disiplin, penyayang, integritas, antusias, motif bagus, komitmen. Karakter pribadi dari beliau yang bisa didapatkan dari wawancara adalah disiplin, yakni menunjukkan kontrol diri dan dapat diandalkan untuk melakukan hal yang benar dalam situasi.  Hal ini dapat terlihat dari beliau yang mengatakan bahwa beliau berusaha untuk tidak datang terlambat, tidak sering absen. Karakter pribadi yang lain adalah antusias, artinya seorang pengajar tampil semangat dan percaya pada apa yang diajarkan benar-benar bermaslahat untuk hidup. Hal ini dapat dilihat dari beliau yang berusaha untuk menyampaikan materi dengan cara mendemonstrasikan kepada siswa tentang materi yang dipelajari. Karakter penyayang juga dapat dilihat dari kepedulian beliau ini dalam memastikan apakah anak mengerti atau tidak. Bahkan, jika anak belum mengerti, beliau akan berusaha mengulanginya kembali
      Dalam kegiatan mengajar, ada yang dikatakan dengan kegiatan mengajar yang unggul. Kegiatan mengajar yang unggul ini dipandang sebagai proses akademik, dimana siswa termotivasi belajar secara berkelanjutan, substansial, dan positif terutama berkaitan dengan bagaimana mereka berpikir, bertindak dan merasa. Kegiatan belajar mengajar menginspirasi siswa untuk terus belajar. Seorang guru yang sangat baik dipandang sebagai salah satu energi yang memberikan kontribusi positif yang luar biasa terhadap terciptanya suasana belajar siswa, termasuk membangkitkan minat mereka. Jika dikaitkan dengan hasil wawancara, guru dengan inisial AG ini dapat menginspirasi siswa. Hal ini dapat terlihat ketika beliau memotivasi anak yang mendapatkan nilai yang kurang baik agar lebih rajin belajar. Beliau juga dapat dikatakan sebagi komunikator yang unggul. Beliau menunjukkan kemampuan berkomunikasi lisan yang baik terhadap murid. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara,menyampaikan materi, guru  AG ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak.
    Semua guru harus menjadi guru yang baik. Ada 10 top kualitas guru yang baik, yakni keyakinan diri sendiri, kesabaran, memiliki rasa kasih sayang sejati pada siswanya,  pemahaman, kemampuan melihat kehidupan dengan cara yang berbeda dan menjelaskan topik dengan cara yang berbeda, dedikasi untuk keunggulan, teguh dalam memberikan keunggulan, kesediaan untuk membantu siswa mencapai prestasi, bangga atas prestasi siswa, bersemangat untuk hidup.
     Dari top 10 kualitas guru yang baik ini, ada  beberapa yang dimiliki guru AG ini, diantaranya keyakinan diri sendiri dalam menyampaikan materi pelajaran. Beliau tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja, tapi juga mendemonstrasikan materi tersebut kepada siswa. Beliau juga memiliki kesabaran yang baik. Beliau berusaha untuk tidak memarahi anak ketika anak tidak mengerti materi pelajaran, beliau juga tidak mau menggunakan kata ‘bodoh’ kepada siswa yang tidak mengerti. Beliau dengan kesabaran mengajarkan kembali bagian materi yang belum dipahami oleh siswa. Guru berinisial AG ini juga memiliki pemahaman yang baik dalam mengajar. Beliau tidak kaku dalam menyampaikan materi, terlihat dari beliau yang mengenali karakter murid-muridnya sehingga guru akan mendekati tiap murid-muridnya ketika ada muridnya yang belum mengerti. 

IV.  KESIMPULAN
Berperan sebagai seorang guru bukanlah hal yang mudah. Seorang guru harus memiliki karakter-karakter pribadi yang baik bagi pembelajaran. Karakter tersebut antara lain: ksatria, rusia, disiplin, penyayang, integritas, antusias, motif bagus dan komitmen. Seorang guru harus kreatif untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman dan tertib. Seorang guru juga harus menggunakan waktu yang telah tersedia untuk pembelajaran secara tepat.

V.    SARAN
Wawancara yang dilakukan ini kurang mendalam dimana pewawancara kurang memberikan probing terhadap pernyataan yang telah disampaikan oleh guru yang diwawancarai ini. Pewawancara berharap bisa lebih baik lagi dalam melakukan wawancara.

Sabtu, 05 April 2014

Pelaksanaan Rancangan Pembelajaran Pedagogi

 
Kelompok 6
Esther A Gultom         (12-051)
Nir May A Saragih      (12-101)
M. Anggy Fajar Purba (12-104)
Santha Rebecca H       (12-106)
BAB 1

RANCANGAN PEMBELAJARAN

1.      LATAR BELAKANG
Sebagai bentuk aplikasi dari mata kuliah pedagogi, kami akan melakukan proses pembelajaran sesuai dengan prinsip pedagogi. Adapun yang menjadi prinsip pedagogi tersebut adalah kesatuan karakter ilmiah, ideologis dari proses pedagogis, hubungan pembelajaran dengan kehidupan, mengkombinasikan karakter kolektif dan individual pendidikan, penghormatan terhadap kepribadian siswa, kesatuan pengajaran, pendidikan, dan perkembangan proses, masing-masing subsistem aktivitas, komunikasi, dan kepribadian saling terkait satu sama lain (Addine, 2001). Dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan kelompok, tidak semua prinsip pedagogi yang dipaparkan di atas terlaksana dalam prosesnya, kelompok hanya menekankan pada beberapa prinsip saja karena waktu pembelajaran yang dilakukan relatif singkat.
Proses pembelajaran ini akan dilaksanakan oleh kelompok dengan pembagian tugas sebagai pengajar, pembimbing, dan pengamat serta anak-anak sebagai objek pembelajaran. Jumlah anak dalam pembelajaran ini sebanyak empat orang yaitu: Juan, Silviana, Stefanus dan Miracle. Latar belakang pendidikan ketiga anak yakni Juan, Silviana Stefanus merupakan siswa kelas dua SD dan Miracle siswa kelas satu SD.  
Berdasarkan wawancara singkat yang dilakukan oleh kelompok kepada orangtua setiap subjek didapatkan informasi bahwa ketiga anak tersebut ( Silviana, Stefanus, dan Juan) sedang mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) dalam waktu seminggu dari tanggal 17 sampai dengan  22 Maret 2014. Orangtua memberikan saran kepada kelompok agar pembelajaran yang diberikan kelompok sebaiknya berhubungan dengan kegiatan yang dapat menyegarkan pikiran serta perasaan anak-anak yang baru saja menyelesaikan UTS. Hal ini dipandang baik oleh kelompok sehingga kelompok mengambil tema ‘belajar sambil berkreativitas’ untuk menyampaikan pembelajaran dengan konsep pedagogi ini.
Agar proses pembelajaran yang diberikan dinikmati oleh anak, kelompok memilih tema dan permainan yang sesuai dengan tahapan perkambangan anak.
a.       Perkembangan Motorik

1.Bermain plastisin

   Kemampuan anak dalam membentuk plastisin.

b.      Kemampuan bekerja dalam team

1.      Puzzle

·            Berlomba untuk menyusun puzzle yang disediakan bersama teman sekelompoknya.

·            Bagaimana cara anak dalam menyelesaikan masalah (thinking atau trial and error).

c.       Kemampuan kognitif (ingatan dan bahasa)

1.      Belajar membedakan binatang laut (hiu,lumba-lumba,paus) dengan menggunakan video.

2.      Memahami ciri-ciri setiap binatang laut yang ditampilkan dalam video.

3.      Menjelaskan bahasa inggris dari hasil kreasi plastisin yang dibuat anak didik di depan teman-teman yang lain

d.      Pengetahuan Umum

Games yang diberikan merupakan games yang berhubungan dengan pengetahuan umum. Judul gamesnya adalah “Siapakah aku ?”.

Kegiatan pembelajaran ini akan dilaksanakan dengan jumlah pertemuan sebanyak dua kali dengan durasi 60 menit setiap pertemuan. Setting tempat dalam proses pembelajaran adalah indoor. Lokasi ini merupakan rumah dari salah satu anak yang menjadi anak didik yang berada di Jl. Penerbangan Kompleks Perhubungan Medan. Fasilitas yang mendukung antara lain meja belajar, kursi, video ‘mengenal binatang laut’, alat-alat kreativitas seperti plastisin, puzzle, kertas, dan pulpen. Ruangan yang digunakan akan dihiasi dengan balon untuk menarik perhatian anak agar lebih semangat dalam mengikuti program pembelajaran.
Pada pertemuan pertama anak didik akan meciptakan kreasi dengan menggunakan plastisin. Kemudian pada pertemuan kedua kelompok akan menampilkan video ‘mengenal bintang laut’ kepada anak didik agar lewat video tersebut anak mampu mengetahui ciri-ciri binatang laut dan mampu membedakannya. Kelompok juga akan memberikan puzzle yang disesuaikan dengan video (binatang laut) yang telah ditampilkan agar anak lebih mengingat pengetahuan yang didapatkannya. Disini anak akan dibagi menjadi dua kelompok. Setiap kelompok akan terdiri dari dua orang. Tujuan dilakukannya pembagian kelompok adalah untuk melihat bagaimana kerja sama di antara anak dalam memecahkan masalah ketika menyusun puzzle.



BAB 2

KONSEP RANCANGAN BELAJAR

1.      PEMBAGIAN SEKUEN PEMBELAJARAN

Kelompok kami akan mengadakan dua kali pertemuan dalam proses pengajaran yang dilakukan

Pertemuan I : Selasa, 1 April 2014

·         Perkenalan/Pendahuluan (15 Menit)

Kelompok akan memperkenalkan diri dan meminta peserta untuk memperkenalkan dirinya juga. Kemudian untuk mencairkan dan mengakrabkan suasana akan diadakan games dengan judul “Siapakah aku?”.  Reward pertama akan diberikan setelah games selesai sebagai reinforcement positif agar anak semakin semangat untuk memulai proses pembelajaran.

·         Inti (35 menit)

Pada tahap ini, kelompok akan memperkenalkan kreativitas yang akan dilakukan, pengarahan kegiatan, dan pelaksanaannya. Kreativitas yang akan dilaksanakan adalah membentuk plastisin sesuai dengan yang anak inginkan.

·         Penutup (10 menit)

Menjelaskan hasil dari apa yang telah anak lakukan (manfaat), mengapresiasikan hasil dari kinerja anak, mengajak anak bernyanyi bersama sebagai kegiatan untuk tetap mengakrabkan suasana antara kelompok dan anak agar anak merasa bahwa kelompok sekarang menjadi bagian dari mereka. Kelompok akan mengingatkan anak-anak jadwal pertemuan selanjutnya, dan pada akhirnya kita memberikan reward sebagai penutup.

Pertemuan II : Rabu, 2 april 2014

·         Pendahuluan (10 menit)

Pada tahap ini, kelompok akan bertanya kabar anak-anak terlebih dahulu. Lalu kelompok dan anak-anak akan bernyanyi bersama sesuai dengan lagu yang dapat dinyanyikan oleh anak-anak semuanya sebelum memulai pembelajaran. Lagu tersebut berjudul “lulalulali”
·         Inti (35 menit)

Pada tahap ini, kelompok akan menampilkan sebuah video tentang binatang laut kepada anak-anak dengan durasi sekitar 8 menit. Ketika selesai ditampilkan, kelompok akan menjelaskan kembali video tersebut dan bertanya apakah anak-anak mengerti apa yang disampaikan. Setelah itu, kelompok akan memberikan puzzle untuk diselesaikan oleh anak-anak. Puzzle yang diberikan disesuaikan dengan binatang laut yang telah disampaikan lewat video sebelumnya sehingga anak-anak lebih mudah mengingat pelajaran dari video tersebut. Disini anak-anak dibagi menjadi dua kelompok. Tiap kelompok terdiri dari dua orang. Bagi kelompok yang menyelesaikan puzzle terlebih dahulu akan menjadi pemenangnya, dan akan diberikan reward.

·         Penutup (15 menit)

Sebelum mengakhiri pembelajaran, kelompok akan menjelaskan hasil dari apa yang telah anak lakukan (manfaat), mengapresiasikan hasil dari kinerja anak. Kelompok juga akan mengajak anak untuk bernyanyi bersama, dan meminta anak untuk menyampaikan kesan dan pesan selama proses pembelajaran. Membagikan Puzzle yang telah mereka kerjakan dan memberikan bingkisan kepada anak sebagai tanda terimakasih atas kesediaan mereka.

II. PEMBAGIAN TUGAS KELOMPOK

Pertemuan I:

1.      Nirmay

a.       Pembuka, menyapa anak-anak

b.      Memperkenalkan anggota kelompok

c.       Meminta anak didik untuk memperkenalkan diri dan cita-citanya.

d.      Membawakan games.

e.       Mendampingi anak ketika membuat plastisin

2.      Esther

a.       Memperkenalkan plastisin

b.      Menjelaskan apa yang akan dilakukan anak didik

c.       Memeberi contoh dalam membentuk plastisin

d.      Menyuruh anak didik untuk membentuk plastisin sesuai dengan keinginan mereka masing-masing.

3.      M. Anggy

a.       Menjelaskan hasil dari yang telah dilakukan anak.

b.      Mendampingi anak ketika membuat plastisin

4.      Santha

a.   Observer         

Pertemuan II
1.      Esther

a.       Menanyakan kabar dan bernyanyi bersama

b.      Membagikan hasil kreasi dan mebagikan reward

2.      Nirmay

a.       Menjelaskan apa yang ada di video yang ditampilkan

b.      Bertanya kepada anak didik megenai video yang ditampilkan

c.       Memberikan rangkuman untuk anak didik agar mampu mengingat ciri-ciri dari bintang laut yang dipelajari sehingga anak mudah membedakannya.

d.      Mendampingi anak didik dalam menyusun puzzle

3.      Santha

a.       Membawakan sesi bermian puzzle

b.      Menjelaskan prosedur pengerjaannya.

c.       Menjelaskan hasil yang telah dikerjakan/disusun oleh anak

d.      Mendampingi anak ketika menyusun puzzle

4.      M.Anggy

a.       Observer

b.      Bertanya tentang kesan anak selama proses pembelajaran berlangsung 

III     ALAT BANTU YANG DIGUNAKAN

·         Kursi

·         Meja

·         TV

·         Puzzle

·         Plastisin

·         Video (binatang laut)

·         Kertas

·         Pulpen


BAB 3

PROSES PEMBELAJARAN


1.           Skenario

HARI PERTAMA

a.Pembuka

Pembelajaran hari pertama dimulai pada pukul 17.45 WIB. Diawali dengan perkenalan diri oleh pengajar dan anak didik. Pembukaan perkenalan dibawakan oleh Nirmay kemudian Esther, Santha, dan Anggy memperkenalkan diri. Setelah masing-masing anggota pengajar memperkenalkan diri, maka anak-anak didik mulai memperkenalkan diri.

Kemudian setelah memperkenalkan diri, Nirmay sebagai pengajar mengadakan games dengan tema “Siapakah aku?”. Disini Nirmay mengajukan dua pertanyaan, sebagai berikut:

1. Tubuh ku kecil, aku sering berbaris bersama teman-temanku. Kalau aku menggigit manusia, mereka  akan merasa kesakitan. Siapakah aku?

2. Aku memiliki tiga warna. Kaki ku hanya satu. Aku sering berada disimpang jalan. Kalau warnaku hijau semua kendaraan boleh berjalan, kalau warnaku merah “STOP”,  berarti semua kendaraan harus berhenti. Siapakah aku?

Nirmay meminta adik-adik untuk berlomba dalam menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan pertama dijawab oleh Silviana dengan jawaban Semut sedangkan pertanyaan kedua dijawab oleh Juan dengan jawaban Lampu lalu lintas. Sebagai bentuk apresiasi terhadap anak-anak didik yang sudah menjawab games tersebut, maka nirmay memberikan reward berupa snack kepada Silviana dan Juan.
b. Inti

Pada bagian inti, pengajar digantikan oleh Esther, sementara M.Anggy dan Nirmay sebagai pendamping anak didik. Pengajar dan pembimbing lainnya membagikan plastisin kepada setiap anak. Pengajar terlebih dahulu mengajak anak-anak untuk bersama-sama membentuk plastisin yang bertemakan Taman; dimana didalam taman terdapat pagar, pohon, bunga, dan matahari yang menyinari taman. Setelah itu, anak-anak mulai membuat plastisin sesuai dengan arahan pengajar dan pengajar juga memperkenankan anak-anak untuk membentuk plastisin sesuai dengan kreativitas anak. Setelah selesai membuat plastisin, anak didik diminta untuk menjelaskan hasil kreativitasnya kepada pengajar dan teman-temannya yang lain. Pengajar juga mengarahkan agar anak-anak menjelaskan hasil karya plastisin mereka dengan bahasa inggris. Contohnya Silviana membuat plastisin berbentuk bunga kemudian Silviana menjelaskan kepada temannya bahwa bahasa inggris bunga adalah Flower demikian dengan anak didik lainnya.
c.Penutup

Bagian penutup dibawakan oleh M.Anggy. Disini pengajar menjelaskan hasil dari kreativitas yang telah dilakukan. Sebelum proses pembelajaran dibubarkan, pengajar mengingatkan kepada anak didik bahwasanya besok hari pada pukul 17.00 Wib untuk berkumpul kembali ditempat yang sama. Kemudian, pengajar dan pembimbing lainnya memberikan reward kepada anak berupa snack dan mempersilahkan anak didik untuk membawa pulang hasil kreativitas mereka.


2.        Objek Observasi

a)    Komunikasi

Nirmay membawakan games dengan postur setengah tubuh dengan lutut bertumpu pada lantai. Nirmay menunjukkan kontak mata kepada masing-masing anak. Pilihan kata yang digunakan tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh anak didik. Nirmay menggunakan bahasa yang formal namun memiliki style yang mencoba untuk menjadi seperti anak-anak. Seperti “ayo adek-adekku, kita mulai ya games nya. Siapa yang tertib bakalan kakak kasih hadiah ya”

Pengajar (Esther) membawakan pengajaran plastisin dengan postur duduk dan banyak memainkan gesture tangan. Esther meminkan kontak mata yang menunjukkan kegembiraan kepada anak didik. Pemilihan kata yang digunakan Esther juga formal tapi masih dapat dimengerti oleh anak-anak. Seperti “adek-adek kita buat plastisin ya. Siapa yang sudah pernah buat plastisin?”

Pembimbing (Anggy) duduk disamping anak didik dan berbaur dengan mereka. Anggy membimbing anak didik satu per satu dan mulai mengarahkan anak didik untuk membuat  apa yang diajarkan oleh Esther.

b)   Respon Audiens

Anak didik mulai memperkenalkan diri satu persatu dengan berdiri dihadapan pengajar dan audiens lainnya. Adapun perkenalan diri yang dilakukan anak didik adalah sebagai berikut:

Anak didik pertama:

Nama     : Stefanus
          Kelas     : 2 SD
         Cita-cita : Pilot

Stefanus memperkenalkan diri dengan malu-malu dan wajahnya menunduk ke bawah. Stefanus merupakan anak yang aktif, dalam arti bahwa dia suka menjawab apa yang ditanyakan oleh pengajar. Dalam membuat plastisin, Stefanus merupakan anak yang pintar dan kreatif. Ia membuat es krim, kue, dan pohon yang terbuat dari plastisin. Stefanus memperkenalkan plastisin yang sudah dia buat dan menjelaskan satu per satu hasil plastisin yang dia buat dan mengartikan hasil yang dibuat kedalam bahasa inggris. Stefanus adalah salah satu anak yang mahir berbahasa inggris. Kelompok sedikit kesusahan dalam menertibkan Stefanus karena Stefanus adalah seorang yang mudah bosan, tidak bisa tenang dan selalu ingin menjawab setiap pertanyaan yang diberikan.

Anak didik kedua:

Nama     : Silviana
         Kelas      : 2 SD
         Cita-cita : Dokter

Silviana memperkenalkan diri dengan percaya diri dan sedikit centil. Nada suaranya juga centil seperti suara boneka. Silviana adalah anak yang penurut, dia tidak suka mengganggu temannya. Silviana sangat gembira ketika akan membuat plastisin. Dia sangat antusias dan melompat-lompat kegirangan saat pengajar mulai membagikan plastisin. Silviana membuat plastisin sesuai dengan arahan pengajar dan dia juga membuat plastisin dengan gambar manusia dan bunga. Silviana menjelaskan hasil karyanya dan mengartikan hasil yang dibuat kedalam bahasa inggris dan dia adalah anak yang sangat kreatif dan pintar.

Anak didik ketiga :

Nama     : Juan
Kelas      : 2 SD
Cita-cita : Polisi

Saat memperkenalkan diri, Juan sangat antusias dan postur tubuhnya tegak seperti seorang polisi. Dia memperkenalkan dirinya dengan tegas. Juan merupakan anak yang aktif dan dia aktif dalam berbicara. Juan membuat plastisin berbentuk bunga dan posisi bunga berdiri. Juan terlihat menunjukkan kreativitasnya dengan sangat bagus. Juan lebih suka menjelaskan plastisinnya dengan cara bercerita seperti “Aku mau membuat bunga. Daun bunganya berwarna hijau, ditengah ada warna merah supaya berwarna warni bunganya”, kata Juan ketika mempresentasikan hasil kreativitasnya.

Anak didik keempat:

Nama     : Miracle
Kelas      : 2 SD
Cita-cita : Jendral

Miracle saat memperkenalkan diri sangat pemalu.Dia anak yang memang harus dibujuk untuk melakukan sesuatu, itu bukan karena Miracle tidak mampu namun karena kemampuan adaptasi Miracle tidak secepat teman-teamnnya. Dalam pembentukan platisin salah satu anggota kelompok harus duduk disebelah Miracle untuk mengajaknya membentuk plastisin. Miracle lebih banyak diam sehingga kelompok harus selalu mendampinginya agar dia mau aktif dalam berjalannya kegiatan pembelajaran.

HARI KEDUA

a. Pembuka
           Di hari ke dua peserta bertambah menjadi lima orang. Dea yang merupakan teman Silviana minta ijin untuk bergabung bersama kami. Dea adalah siswa SD Budi Murni Medan kelas 1 SD. Dea bercita-cita menjadi seorang dokter. Setelah berkenalan dengan Dea, pembelajaran pun dimulai dengan sesi pembuka.
Pada sesi ini, pembukaan dimulai dengan menyapa anak didik yang dibawakan oleh Esther. Kemudian pengajar juga menanyakan kabar setiap anak didik. Lalu pengajar mengajak anak-anak untuk bernyanyi bersama sebelum memasuki kegiatan pembelajaran. Lagu yang dibawakan adalah lagu “Lulalulali”.

b. Inti
           Kemudian menonton video “Belajar Binatang Laut (membedakan Lumba-lumba, Hiu, Paus dan cirri-cirinya)” yang dipimpin oleh Nirmay. Pada saat video diputar, anak-anak disuruh untuk menebak semua apa yang dilihat pada film dengan cara pengajar memberhentikan (pause) film, dan kemudian menunjuk apa yang harus mereka tebak dan memberi kesempatan kepada mereka untuk menjawabnya. Gambar yang mereka tebak seperti lumba-lumba, hiu dan ikan paus. Sesi inti, kami memberikan puzzle yang sudah diacak. Tetapi sebelumnya puzzle sudah difoto agar mereka mengetahui wujud puzzle yang sesungguhnya. Pada sesi ini dibawakan oleh Santha dan di observasi oleh Anggy. Puzzlenya terbagi menjadi 2, Puzzle dengan tema safari dan puzzle dengan tema binatang laut. Kemudian kami membagi 2 team. Team 1 terdiri dari Juan dan Miracle yang didampingi oleh Santha, team 2 terdiri dari Stefanus, Dea, dan Silviana yang didampingi oleh Nirmay. Pada sesi selanjutnya tetap bermain puzzle, tetapi puzzlenya ditukar, team 1 yang awalnya puzzle binatang laut kemudian ditukar menjadi safari, begitupun team 2. Pada sesi ini team 1 berhasil menyelesaikan puzzlenya dalam waktu 8 menit. Dan team 2 berhasil menyelesaikan puzzlenya dengan waktu 20 menit. Pada sesi pergantian Puzzle, orangtua Dea memanggil Dea untuk pulang. Dea pun ijin pulang sebelum proses pembelajaran selesai.

C. Penutup

        Pada sesi penutup yang dipimpin oleh Anggy, masing-masing anak dipersilahkan satu per satu untuk mengungkapkan kesan dan pesannya selama dua hari berlangsungnya proses pembelajaran. Pertama yang menyampaikan pesan dan kesannya adalah Stefanus (mengajukan diri sendiri), kemudian diikuti oleh Silviana, Miracle dan terakhir oleh Juan.
b. Objek Observasi

a) Komunikasi
Nirmay mengajak anak didik untuk menonton bersama film Belajar Biantang Laut (Lumba-lumba, Hiu, Paus) dengan posisi berdiri tetapi dengan posture  kaki sedikit tertekuk dan badan sedikit menunduk untuk menanyakan kepada anak didik gambar apa-apa saja yang ada di video tersebut. Sambil bertanya kepada anak didik seperti “Ayo binatang laut apa itu adik-adik?” kemudian Nirmay melakukan kontak mata dengan anak didik yang menjawab dengan antusias dan serentak menebak gambar yang di video tersebut.
Esther pada saat memimpin untuk bernyanyi sangat bersemangat mempraktikkannya kepada anak didik dengan gaya periang dan kanak-kanak. Setelah mengatakan “Ayo adik-adik, kita bernyanyi bersama kakak yuk. Ikuti gerakan kakak ya”, kemudian dengan posisi berdiri kemudian membuat gerakan menggoyang-goyangkan kaki dan tangan, Esther mengajak anak-anak untuk mengikutinya agar suasana lebih meriah dan anak didik bersemangat untuk memulai proses belajar hari ini.
Pembimbing (Santha) dengan posisi duduk di samping anak didik, dia melakukan kontak mata dan mengajari anak satu per satu bagaimana untuk menyusun puzzle. Dengan kemudian Santha memberitaukan tentang apakah posisi potongan puzzlenya sudah benar atau masih salah letaknya. Dengan sabar Santha mencoba mengajari anak didik tersebut.
Anggy sebagai observer dengan posisi duduk di lantai dan memperhatikan sambil menulis keberlangsungan kegiatan pembelajaran yang berlangsung pada saat itu.

b) Respon Audiens
Anak didik bernyanyi bersama-sama dengan gerakan yang didemonstrasikan oleh pengajar. Anak didik dengan bersemangat mengikuti gerakan yang dibawakan oleh Esther. Pada sesi menonton video, anak didik sangat antusias menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Nirmay, sambil berdiri bahkan melompat sambil mengangkat tangan mereka ke atas. Kemudian diikuti dengan sesi menyusun puzzle.
Adapun respon yang dilakukan oleh masing-masing anak didik yaitu:
Juan pada saat menonton video berada pada posisi duduk paling depan, bahkan dengan melompat sambil dengan suara yang keras dan sangat percaya diri dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pengajar. Dalam menyusun puzzle, Juan yang berada pada team 1 lebih cenderung duduk dan diam sambil melihat-lihat potongan puzzle. Sesekali Juan juga menempelkan potongan puzzle tersebut ke dalam bagan puzzle, tetapi karena belum dapat potongan yang cocok diapun menjadi tunduk dan bingung.
Miracle pada saat menonton video lebih cenderung diam dan tertawa sambil sesekali menjawab tetapi dengan suara yang tidak kuat. Pada saat menyusun puzzle, Miracle dengan posisinya yang berdiri, dia sangat cepat mengerjakannya mulai dari melihat potongan-potongan puzzle yang ada dan kemudian mencocokkannya dan dia memulainya dari sudut-kanan bagian atas puzzle. Miracle terlihat sangat cerdas, dikarenakan dia tidak terlalu banyak mencoba satu per satu potongan puzzle yang ada. Miracle berada pada team satu dan dialah yang sangat berkontribusi besar untuk menyusun puzzle ini dengan sangat cepat, sehingga membuat team satu jauh lebih cepat menyusun puzzle dibandingkan team dua.
Stefanus disaat menonton video dialah anak didik yang paling bersemangat diantara semuanya. Pada saat menonton video, ketika pengajar mengajukan pertanyaan Stefanus lebih sering berdiri dan melompat sambil berteriak- teriak seperti “Aku tau, aku tau, aku tau jawabannya!!!”. Di saat menyusun puzzle, Stefanus seperti kebingungan dan frustasi ketika tidak menemukan potongan puzzle yang sesuai dengan bagan puzzle yang dimiliki teamnya. Apalagi team dua sangat jauh lebih lama dalam menyusun puzzle, hal tersebut membuat Stefanus terlihat cemberut dan iri dengan team satu yang sudah selesai lebih dulu. Kemudian Stefanus sepertinya mulai gelisah dan putus asa sehingga membuat pembimbingpun turun tangan membantu menyelesaikan potongan-potongan puzzle yang tersisa.

Silviana pada saat menonton video juga sangat bersemangat, tetapi tidak sambil melompat-lompat seperti yang dilakukan  temannya Juan dan Stefanus. Silviana hanya berdiri dan mengangkat tangannya ke atas dan meneriakkan jawabannya tetapi Silviana meneriakkan jawabannya tidak dengan suara yang terlalu keras. Kemudian pada saat sesi menyusun puzzle, Silviana masuk kedalam team dua. Silviana bersama dengan Stefanus menyusun bersama-sama. Dengan diam dan tekun Silviana mencari potongan yang cocok. Tetapi ketika team satu sudah selesai menyelesaikan puzzlenya, Silviana tetap tidak putus asa, ketika pembimbing memberi semangat kepada Silviana, Silvianapun memberikan semangat  kepada Stefanus agar tetap tenang dan mencari potongan-potongan puzzle yang tersisa.

Dea pada saat menonton video sangat bersemangat, ketika temannya sibuk untuk berlomba menjawab, dia pun ikut sibuk. Ketika menyusun Puzzle sesi pertama, Dea kelihatan kebingungan dan sama sekali tidak mampu dalam menyusun puzzle sehingga Stefan sering menegurnya karena terlalu berisik dan mengganggu. Hanya itulah yang bisa kelompok observasi dari Dea. Pada sesi kedua sampai penutup Dea sudah pulang dan meninggalkan kegiatan pembelajaran yang berlangsung.



Bab IV

EVALUASI
Pembelajaran yang dilakukan ini didasarkan atas prinsip-prinsip proses pedagogis (Addine, 2001).  Prinsip-prinsip proses pedagogis tidak secara keseluruhan terlihat dalam pembelajaran ini. Prinsip yang dapat terlihat adalah prinsip ketiga yaitu mengkombinasikan karakter kolektif dan individual pendidikan, serta penghormatan terhadap kepribadian siswa. Ini berarti bahwa jika proses pedagogis terjadi dalam konteks sekelompok orang, yang dikumpulkan sesuai dengan kriteria yang berbeda dan mengadopsi karakteristik tertentu, setiap anggota memiliki kekhususan yang unik yang membedakan dia dari yang  lain, dan memiliki hak untuk dipertimbangkan dan dihormati juga.
Kriteria yang dimiliki oleh anak didik ini berbeda meskipun ada yang memiliki kesamaan. Kriteria yang kelompok lihat disini adalah tingkat kelas anak di sekolah. Disini Juan, Stefanus, Silviana memiliki kriteria yang sama karena mereka duduk di bangku  kelas 2 SD saat ini, sementara Miracle memiliki kriteria yang berbeda karena dia duduk di bangku kelas 1 SD.
Berdasarkan hasil observasi kelompok, setiap anak memiliki karakter yang berbeda-berbeda. Miracle adalah sosok anak yang kurang aktif. Di saat teman-temannya antusias dalam menjawab pertanyaan dari pengajar, Miracle lebih sering untuk diam. Berbeda dengan Stefanus, Silviana dan Juan yang aktif. Stefanus aktif dalam mengikuti pembelajaran, hal ini terlihat ketika dia sering untuk memulai menjawab pertanyaan terlebih dahulu dibandingkan teman-temannya.  Bahkan dia sering menjadi orang pertama ketika memperkenalkan diri, memberikan kesan terhadap pembelajaran yang diikuti. Stefanus juga memiliki karakter pembosan. Silviana juga anak yang cukup aktif dimana saat diberikan pertanyaan oleh pengajar, Silviana termasuk cepat dalam menjawabnya. Sementara itu, Juan yang juga anak yang aktif, terlihat ketika dia menjawab pertanyaan dengan semangat dan cepat. Juan juga anak yang sering mengomentari atau menyambung perkataan temannya ketika dalam pembelajaran. Dari sini kelompok menyadari bahwa karakter-karakter oleh keempat anak tersebut adalah unik dan kami sebagai pengajar menghargai setiap karakter mereka.
Pembelajaran ini terutama di hari pertama memang menggunakan waktu yang lebih lama dibandingkan waktu yang ditargetkan. Di hari pertama, waktu dalam melakukan inti pembelajaran (membentuk plastisin) sehingga anak mulai gelisah ketika pembelajaran tersebut belum usai.  Kelompok menyadari akan hal itu dan seharusnya memperhatikan kondisi dari anak didik tersebut.
Kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran juga didasarkan pada teori strategi memecahkan masalah. Memecahkan masalah disini adalah memecahkan  puzzle. Ada beberapa strategi dalam memecahkan masalah yakni trial and error, algoritma, heuristic, informational retrieval, dan thinking. Disini kelompok lebih fokus kepada strategi memecahkan masalah dengan cara trial error dan thinking. Trial and error artinya strategi memecahkan masalah dengan cara coba-coba, sedangkan thinking merupakan strategi dimana sebelum memecahkan masalah, seseorang berpikir terlebih dahulu.
Dari pembelajaran ini, didapatkan strategi memecahkan masalah yang dimiliki oleh setiap anak berbeda-beda. Stefanus dan Juan cenderung menggunakan strategi trial-error. Hal ini terlihat ketika Stefanus dan Juan mencoba-coba untuk meletakkan potongan puzzle ke letak yang sebenarnya tidak sesuai. Bahkan Stefanus hampir mengoyakkan potongan puzzle tersebut agar sesuai dengan letak yang diinginkannya. Sementara itu, Silviana dan Miracle menggunakan strategi thinking. Hal ini terlihat ketika mereka memegang salah satu potongan puzzle namun tidak langsung meletakkannya ke papan puzzle, mereka diam sejenak, sambil berpikir dimana letak potongan puzzle yang sedang mereka pegang.

 LAMPIRAN


Foto A : Pengajar dan Anak Didik saling memperkenalkan diri satu per satu


Foto B: Belajar berkreatifitas dengan menggunakan plastisin


Foto C: Mengasah kemampuan anak dalam mengatasi masalah dengan bermain puzzle



Foto D: Pemberian reward dan foto bersama sebagai tanda berakhirnya pelaksanaan
             pembelajaran yang diadakan selama 2 hari