Minggu, 13 April 2014

Laporan Hasil Wawancara Guru

 I.    LATAR BELAKANG

      Ibu AG merupakan seorang guru di SD Methodist IV Medan. Beliau merupakan guru bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan juga Kerajinan Tangan dan Keterampilan (KTK). Beliau mengajar bidang studi IPS mulai dari kelas 1 hingga kelas 3, sedangkan bidang studi KTK mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Tidak hanya sebagai guru bidang studi, beliau juga berperan sebagai wali kelas.
      Latar belakang pendidikan, beliau merupakan tamatan dari IKIP jurusan Diploma Keterampilan dan Kerajinan. Dan saat ini beliau sudah mengajar selama 24 tahun. Pada awal sebelum menjadi guru, beliau mengakui bahwa ia tidak menjadikan pilihan Keterampilan dan Kerajinan sebagai pilihan pertama mengikuti SIPENMARU. Beliau mengatakan bahwa jurusan ini merupakan pilihan ketiga.
     Awalnya sebelum menjadi guru di SD Methodist IV Medan, beliau mengajar di SD Tri Murni dengan membawakan bidang studi yang sama yaitu IPS dan KTK. Namun, pada akhirnya beliau memilih untuk mengajar hanya di Methodist.

II.    HASIL WAWANCARA           

      Pandangan guru terhadap pendidikan ialah pendidikan merupakan hal yang penting untuk didapatkan bagi anak-anak bangsa. Lewat pendidikan, anak-anak bangsa harus bisa meneruskan perjuangan dari pahlawan terdahulu dalam membela negara ini.
      Ketika ditanyakan tentang apa yang memotivasi pengajar tentang pandangannya terhadap pendidikan, beliau menjawab bahwamotivasinya adalah dengan menjadi guru, beliau mengatakan dia dapat membagikan ilmu yang telah dimiliki kepada siswa, dapat mencerdaskan anak-anak bangsa, dan dengan begitu dapat menjadi berkat bagi orang lain. Pengajar ini berharap bahwa anak-anak bangsa ini bisa menjadi orang yang  berguna dan mereka tidak mengatakan “apa yang telah negara ini berikan kepadaku, tapi mereka mengatakan apa yang telah kuberikan bagi negara ini”.
      Sebagai guru, beliau memiliki pandangan terhadap peserta didik. Bagi beliau, peserta didik dapat diajak untuk akrab artinya dapat dijadikan sebagai anak, teman. Beliau juga mudah untuk mengingat nama setiap muridnya, meskipun banyak kelas yang diajarkan. Bahkan beliau mengetahui karakter murid-muridnya. Beliau mengatakan ketika anak sudah nyaman dengan gurunya, anak akan lebih mudah untuk diarahkan
      Dalam pembelajaran, tentunya ada materi yang akan disampaikan. Guru inisial AG ini merasa  tidak kesulitan  untuk menyampaikan pelajaran. Namun, pada awal menjadi pengajar pemula, beliau mengatakan bahwa dia merasa canggung. Tetapi setelah beberapa tahun, beliau sudah tidak canggung lagi. Bahkan Beliau menambahkan bahwa dalam mempersiapkan bahan materi pelajaran, beliau sudah tidak terlalu kesulitan mempersiapkannya. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh jam terbang mengajar beliau.
      Setelah menyampaikan materi pelajaran, guru tentunya mengharapkan respon dari siswa yang diajar. Ada beberapa anak memang memberikan respon, namun ada juga anak yang tidak peduli dengan pembelajaran tersebut. Beliau menyampaikan bahwa untuk mengatasi hal ini, cara yang dilakukan adalah menanyakan terlebih dahulu dengan pertanyaan, ”Ada yang belum mengerti?”. Bagi anak-anak yang belum memberikan respon, beliau mencoba untuk mendekati anak tersebut dengan cara mendatangi bangkunya lalu menanyakan ,”Bagaimana dengan kamu, nak? Sudah mengerti?”  Respon anak biasanya akan cengar-cengir dulu, lalu menjawab dengan kata “Belum, bu..” Lalu saat ditanyakan “Apa yang belum dimengerti,nak?” Barulah anak menunjukkan bagian mana yang belum dimengertinya. Inilah yang mencari cara dari beliau ini untuk memastikan bahwa anak mengerti atau tidak tentang materi yang disampaikan.  Jadi pada dasarnya, beliau lebih mendekati tiap anak ketika anak tersebut tidak mengerti. Beliau mengatakan bahwa anak jangan diberikan kata-kata ‘Bodoh’ karena ini dapat mematikan semangat si murid.
      Bagi beliau sendiri, mengajar di kelas 1-3 SD memang berbeda dengan saat mengajar di kelas 4-6. Di kelas 1-3, anak memang tidak boleh untuk dibentak-bentak, sedangkan di kelas 4-6, anak sudah mulai bisa untuk dikeraskan namun beliau tidak mau menggunakan hukuman fisik kalau mereka melanggar peraturan. Beliau biasanya memberikan sanksi berdiri di depan kelas dengan tujuan mereka akan malu dengan perbuatan yang telah dilakukannya dan tidak mau mengulanginya lagi.
      Beliau menyampaikan bahwa anak perlu diajarkan untuk disiplin. Beliau mengatakan bahwa seorang guru harus mengajarkan murid untuk disiplin dengan cara memulai disiiplin dari diri sendiri. Beliau mengatakan bahwa dia memberikan contoh disiplin seperti tidak datang terlambat, tidak suka  absen, berpakaian baik.
      Setiap pembelajaran pada akhirnya harus dievaluasi. Guru AG ini mengatakan bahwa dalam mengevaluasi pembelajaran pada tiap anak, beliau tidak hanya memperhatikan pemahaman anak terhadap materi yang disampaikan tetapi juga sikap/ kelakuan anak sehari-hari. Tidak hanya itu, beliau juga memperhatikan apakah anak dapat mengkaitkan apa yang dipelajari dengan yang terjadi di sekitar. Sebagai pengajar di tingkat SD, beliau menyampaikan bahwa dalam menjelaskan materi pembelajaran, beliau harus  mempraktekkan apa yang disampaikan di depan anak-anak. Hal ini berguna agar anak mudah memahami materi pembelajaran dan anak tidak terlalu stres dengan pembelajaran.
      Dalam memotivasi setiap anak-anak agar rajin belajar, beliau melakukannya dengan cara bertanya kepada semua siswa tentang cita-cita si anak dengan bertanya seperti “Mau menjadi apa nantinya?” atau “Siapa yang mau menjadi anak baik, kalau mau menjadi anak baik harus rajin belajar atau bermain-main?”. Beliau juga memotivasi siswa dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlomba-lomba menjawab pertanyaan. Pada siswa kelas 1-3, beliau memberikan penghargaan bagi siswa yang berani menjawab pertanyaan dengan cara meminta anak untuk bertepuk tangan bersama. Bagi siswa kelas 4-6, beliau memberikan penghargaan berupa pemberian nilai 100 kepada setiap anak yang bisa menjawab pertanyaan beliau.
      Di tingkat SD, anak-anak cenderung sulit untuk fokus sehingga hal yang dilakukan oleh beliau agar anak tetap fokus dalam mendengarkan pembelajaran dan memperhatikan beliau adalah mencoba mengalihkan perhatian mereka dengan cara bernyanyi. Hal ini akan membuat anak yang tadinya mulai bosan menjadi semangat untuk melanjutkan pembelajaran.
      Dalam mengajar, menurut beliau seorang guru seharusnya tidak kehabisan kata. Seorang guru harus kreatif dalam menyampaikan materi. Meskipun waktu dalam menyampaikan pembelajaran terkadang belum berakhir, beliau mengatakan bahwa ia akan melakukan hal-hal yang berguna dengan tetap memastikan murid-murid tetap tertib sebelum waktu mata pelajaran tersebut usai. Beliau menggunakan waktu yang sisa tersebut untuk memberikan pengajaran-pengajaran moral, meminta anak membaca buku.
      Dalam mengajar, beliau melakukan pendekatan pre test maupun post test, artinya sebelum memulai pembelajaran beliau mereview kembali materi yang telah dipelajari di pertemuan sebelumnya, kemudian di akhir pembelajaran beliau menjelaskan kesimpulan dari apa yang disampaikan pada pertemuan saat itu.

 
III. PEMBAHASAN
      Berdasarkan wawancara yang dilakukan, guru berinisial AG ini memiliki karakter pribadi seharusnya yang dimiliki oleh seorang guru, yakni ksatria, jujur, disiplin, penyayang, integritas, antusias, motif bagus, komitmen. Karakter pribadi dari beliau yang bisa didapatkan dari wawancara adalah disiplin, yakni menunjukkan kontrol diri dan dapat diandalkan untuk melakukan hal yang benar dalam situasi.  Hal ini dapat terlihat dari beliau yang mengatakan bahwa beliau berusaha untuk tidak datang terlambat, tidak sering absen. Karakter pribadi yang lain adalah antusias, artinya seorang pengajar tampil semangat dan percaya pada apa yang diajarkan benar-benar bermaslahat untuk hidup. Hal ini dapat dilihat dari beliau yang berusaha untuk menyampaikan materi dengan cara mendemonstrasikan kepada siswa tentang materi yang dipelajari. Karakter penyayang juga dapat dilihat dari kepedulian beliau ini dalam memastikan apakah anak mengerti atau tidak. Bahkan, jika anak belum mengerti, beliau akan berusaha mengulanginya kembali
      Dalam kegiatan mengajar, ada yang dikatakan dengan kegiatan mengajar yang unggul. Kegiatan mengajar yang unggul ini dipandang sebagai proses akademik, dimana siswa termotivasi belajar secara berkelanjutan, substansial, dan positif terutama berkaitan dengan bagaimana mereka berpikir, bertindak dan merasa. Kegiatan belajar mengajar menginspirasi siswa untuk terus belajar. Seorang guru yang sangat baik dipandang sebagai salah satu energi yang memberikan kontribusi positif yang luar biasa terhadap terciptanya suasana belajar siswa, termasuk membangkitkan minat mereka. Jika dikaitkan dengan hasil wawancara, guru dengan inisial AG ini dapat menginspirasi siswa. Hal ini dapat terlihat ketika beliau memotivasi anak yang mendapatkan nilai yang kurang baik agar lebih rajin belajar. Beliau juga dapat dikatakan sebagi komunikator yang unggul. Beliau menunjukkan kemampuan berkomunikasi lisan yang baik terhadap murid. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara,menyampaikan materi, guru  AG ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak.
    Semua guru harus menjadi guru yang baik. Ada 10 top kualitas guru yang baik, yakni keyakinan diri sendiri, kesabaran, memiliki rasa kasih sayang sejati pada siswanya,  pemahaman, kemampuan melihat kehidupan dengan cara yang berbeda dan menjelaskan topik dengan cara yang berbeda, dedikasi untuk keunggulan, teguh dalam memberikan keunggulan, kesediaan untuk membantu siswa mencapai prestasi, bangga atas prestasi siswa, bersemangat untuk hidup.
     Dari top 10 kualitas guru yang baik ini, ada  beberapa yang dimiliki guru AG ini, diantaranya keyakinan diri sendiri dalam menyampaikan materi pelajaran. Beliau tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja, tapi juga mendemonstrasikan materi tersebut kepada siswa. Beliau juga memiliki kesabaran yang baik. Beliau berusaha untuk tidak memarahi anak ketika anak tidak mengerti materi pelajaran, beliau juga tidak mau menggunakan kata ‘bodoh’ kepada siswa yang tidak mengerti. Beliau dengan kesabaran mengajarkan kembali bagian materi yang belum dipahami oleh siswa. Guru berinisial AG ini juga memiliki pemahaman yang baik dalam mengajar. Beliau tidak kaku dalam menyampaikan materi, terlihat dari beliau yang mengenali karakter murid-muridnya sehingga guru akan mendekati tiap murid-muridnya ketika ada muridnya yang belum mengerti. 

IV.  KESIMPULAN
Berperan sebagai seorang guru bukanlah hal yang mudah. Seorang guru harus memiliki karakter-karakter pribadi yang baik bagi pembelajaran. Karakter tersebut antara lain: ksatria, rusia, disiplin, penyayang, integritas, antusias, motif bagus dan komitmen. Seorang guru harus kreatif untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman dan tertib. Seorang guru juga harus menggunakan waktu yang telah tersedia untuk pembelajaran secara tepat.

V.    SARAN
Wawancara yang dilakukan ini kurang mendalam dimana pewawancara kurang memberikan probing terhadap pernyataan yang telah disampaikan oleh guru yang diwawancarai ini. Pewawancara berharap bisa lebih baik lagi dalam melakukan wawancara.

Tidak ada komentar: