Ibu AG merupakan seorang guru di SD Methodist IV Medan. Beliau merupakan guru bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan juga Kerajinan Tangan dan Keterampilan (KTK). Beliau mengajar bidang studi IPS mulai dari kelas 1 hingga kelas 3, sedangkan bidang studi KTK mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Tidak hanya sebagai guru bidang studi, beliau juga berperan sebagai wali kelas.
Latar belakang pendidikan, beliau merupakan tamatan dari IKIP jurusan Diploma Keterampilan dan Kerajinan. Dan saat ini beliau sudah mengajar selama 24 tahun. Pada awal sebelum menjadi guru, beliau mengakui bahwa ia tidak menjadikan pilihan Keterampilan dan Kerajinan sebagai pilihan pertama mengikuti SIPENMARU. Beliau mengatakan bahwa jurusan ini merupakan pilihan ketiga.
Awalnya sebelum menjadi guru di SD Methodist IV Medan, beliau mengajar di SD Tri Murni dengan membawakan bidang studi yang sama yaitu IPS dan KTK. Namun, pada akhirnya beliau memilih untuk mengajar hanya di Methodist.
II. HASIL WAWANCARA
Pandangan guru terhadap pendidikan ialah
pendidikan merupakan hal yang penting untuk didapatkan bagi anak-anak bangsa.
Lewat pendidikan, anak-anak bangsa harus bisa meneruskan perjuangan dari pahlawan
terdahulu dalam membela negara ini.
Ketika ditanyakan tentang apa yang
memotivasi pengajar tentang pandangannya terhadap pendidikan, beliau menjawab
bahwamotivasinya adalah dengan menjadi guru, beliau mengatakan dia dapat
membagikan ilmu yang telah dimiliki kepada siswa, dapat mencerdaskan anak-anak
bangsa, dan dengan begitu dapat menjadi berkat bagi orang lain. Pengajar ini
berharap bahwa anak-anak bangsa ini bisa menjadi orang yang berguna dan mereka tidak mengatakan “apa yang
telah negara ini berikan kepadaku, tapi mereka mengatakan apa yang telah
kuberikan bagi negara ini”.
Sebagai guru, beliau memiliki pandangan
terhadap peserta didik. Bagi beliau, peserta didik dapat diajak untuk akrab
artinya dapat dijadikan sebagai anak, teman. Beliau juga mudah untuk mengingat
nama setiap muridnya, meskipun banyak kelas yang diajarkan. Bahkan beliau
mengetahui karakter murid-muridnya. Beliau mengatakan ketika anak sudah nyaman
dengan gurunya, anak akan lebih mudah untuk diarahkan
Dalam pembelajaran, tentunya ada materi
yang akan disampaikan. Guru inisial AG ini merasa tidak kesulitan untuk menyampaikan pelajaran. Namun, pada
awal menjadi pengajar pemula, beliau mengatakan bahwa dia merasa canggung.
Tetapi setelah beberapa tahun, beliau sudah tidak canggung lagi. Bahkan Beliau
menambahkan bahwa dalam mempersiapkan bahan materi pelajaran, beliau sudah tidak
terlalu kesulitan mempersiapkannya. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh jam
terbang mengajar beliau.
Setelah menyampaikan materi pelajaran,
guru tentunya mengharapkan respon dari siswa yang diajar. Ada beberapa anak
memang memberikan respon, namun ada juga anak yang tidak peduli dengan
pembelajaran tersebut. Beliau menyampaikan bahwa untuk mengatasi hal ini, cara
yang dilakukan adalah menanyakan terlebih dahulu dengan pertanyaan, ”Ada yang
belum mengerti?”. Bagi anak-anak yang belum memberikan respon, beliau mencoba
untuk mendekati anak tersebut dengan cara mendatangi bangkunya lalu menanyakan
,”Bagaimana dengan kamu, nak? Sudah mengerti?” Respon anak biasanya akan cengar-cengir dulu,
lalu menjawab dengan kata “Belum, bu..” Lalu saat ditanyakan “Apa yang belum
dimengerti,nak?” Barulah anak menunjukkan bagian mana yang belum dimengertinya.
Inilah yang mencari cara dari beliau ini untuk memastikan bahwa anak mengerti
atau tidak tentang materi yang disampaikan.
Jadi pada dasarnya, beliau lebih mendekati tiap anak ketika anak
tersebut tidak mengerti. Beliau mengatakan bahwa anak jangan diberikan
kata-kata ‘Bodoh’ karena ini dapat mematikan semangat si murid.
Bagi beliau sendiri, mengajar di kelas 1-3
SD memang berbeda dengan saat mengajar di kelas 4-6. Di kelas 1-3, anak memang
tidak boleh untuk dibentak-bentak, sedangkan di kelas 4-6, anak sudah mulai bisa
untuk dikeraskan namun beliau tidak mau menggunakan hukuman fisik kalau mereka
melanggar peraturan. Beliau biasanya memberikan sanksi berdiri di depan kelas
dengan tujuan mereka akan malu dengan perbuatan yang telah dilakukannya dan
tidak mau mengulanginya lagi.
Beliau menyampaikan bahwa anak perlu
diajarkan untuk disiplin. Beliau mengatakan bahwa seorang guru harus
mengajarkan murid untuk disiplin dengan cara memulai disiiplin dari diri
sendiri. Beliau mengatakan bahwa dia memberikan contoh disiplin seperti tidak
datang terlambat, tidak suka absen,
berpakaian baik.
Setiap pembelajaran pada akhirnya harus
dievaluasi. Guru AG ini mengatakan bahwa dalam mengevaluasi pembelajaran pada
tiap anak, beliau tidak hanya memperhatikan pemahaman anak terhadap materi yang
disampaikan tetapi juga sikap/ kelakuan anak sehari-hari. Tidak hanya itu,
beliau juga memperhatikan apakah anak dapat mengkaitkan apa yang dipelajari dengan
yang terjadi di sekitar. Sebagai pengajar di tingkat SD, beliau menyampaikan
bahwa dalam menjelaskan materi pembelajaran, beliau harus mempraktekkan apa yang disampaikan di depan
anak-anak. Hal ini berguna agar anak mudah memahami materi pembelajaran dan
anak tidak terlalu stres dengan pembelajaran.
Dalam memotivasi setiap anak-anak agar
rajin belajar, beliau melakukannya dengan cara bertanya kepada semua siswa
tentang cita-cita si anak dengan bertanya seperti “Mau menjadi apa nantinya?”
atau “Siapa yang mau menjadi anak baik, kalau mau menjadi anak baik harus rajin
belajar atau bermain-main?”. Beliau juga memotivasi siswa dengan cara
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlomba-lomba menjawab pertanyaan.
Pada siswa kelas 1-3, beliau memberikan penghargaan bagi siswa yang berani
menjawab pertanyaan dengan cara meminta anak untuk bertepuk tangan bersama.
Bagi siswa kelas 4-6, beliau memberikan penghargaan berupa pemberian nilai 100
kepada setiap anak yang bisa menjawab pertanyaan beliau.
Di tingkat SD, anak-anak cenderung sulit
untuk fokus sehingga hal yang dilakukan oleh beliau agar anak tetap fokus dalam
mendengarkan pembelajaran dan memperhatikan beliau adalah mencoba mengalihkan
perhatian mereka dengan cara bernyanyi. Hal ini akan membuat anak yang tadinya
mulai bosan menjadi semangat untuk melanjutkan pembelajaran.
Dalam mengajar, menurut beliau seorang
guru seharusnya tidak kehabisan kata. Seorang guru harus kreatif dalam
menyampaikan materi. Meskipun waktu dalam menyampaikan pembelajaran terkadang
belum berakhir, beliau mengatakan bahwa ia akan melakukan hal-hal yang berguna
dengan tetap memastikan murid-murid tetap tertib sebelum waktu mata pelajaran
tersebut usai. Beliau menggunakan waktu yang sisa tersebut untuk memberikan
pengajaran-pengajaran moral, meminta anak membaca buku.
Dalam mengajar, beliau melakukan
pendekatan pre test maupun post test, artinya sebelum memulai
pembelajaran beliau mereview kembali materi yang telah dipelajari di pertemuan
sebelumnya, kemudian di akhir pembelajaran beliau menjelaskan kesimpulan dari
apa yang disampaikan pada pertemuan saat itu.
III.
PEMBAHASAN
Berdasarkan
wawancara yang dilakukan, guru berinisial AG ini memiliki karakter pribadi
seharusnya yang dimiliki oleh seorang guru, yakni ksatria, jujur, disiplin,
penyayang, integritas, antusias, motif bagus, komitmen. Karakter pribadi dari
beliau yang bisa didapatkan dari wawancara adalah disiplin, yakni menunjukkan
kontrol diri dan dapat diandalkan untuk melakukan hal yang benar dalam
situasi. Hal ini dapat terlihat dari
beliau yang mengatakan bahwa beliau berusaha untuk tidak datang terlambat,
tidak sering absen. Karakter pribadi yang lain adalah antusias, artinya seorang
pengajar tampil semangat dan percaya pada apa yang diajarkan benar-benar
bermaslahat untuk hidup. Hal ini dapat dilihat dari beliau yang berusaha untuk
menyampaikan materi dengan cara mendemonstrasikan kepada siswa tentang materi
yang dipelajari. Karakter penyayang juga dapat dilihat dari kepedulian beliau
ini dalam memastikan apakah anak mengerti atau tidak. Bahkan, jika anak belum
mengerti, beliau akan berusaha mengulanginya kembali
Dalam
kegiatan mengajar, ada yang dikatakan dengan kegiatan mengajar yang unggul.
Kegiatan mengajar yang unggul ini dipandang sebagai proses akademik, dimana
siswa termotivasi belajar secara berkelanjutan, substansial, dan positif
terutama berkaitan dengan bagaimana mereka berpikir, bertindak dan merasa. Kegiatan
belajar mengajar menginspirasi siswa untuk terus belajar. Seorang guru yang
sangat baik dipandang sebagai salah satu energi yang memberikan kontribusi
positif yang luar biasa terhadap terciptanya suasana belajar siswa, termasuk
membangkitkan minat mereka. Jika dikaitkan dengan hasil wawancara, guru dengan
inisial AG ini dapat menginspirasi siswa. Hal ini dapat terlihat ketika beliau
memotivasi anak yang mendapatkan nilai yang kurang baik agar lebih rajin
belajar. Beliau juga dapat dikatakan sebagi komunikator yang unggul. Beliau menunjukkan
kemampuan berkomunikasi lisan yang baik terhadap murid. Hal ini dapat dilihat
dari hasil wawancara,menyampaikan materi, guru AG ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami
oleh anak-anak.
Semua
guru harus menjadi guru yang baik. Ada 10 top kualitas guru yang baik, yakni
keyakinan diri sendiri, kesabaran, memiliki rasa kasih sayang sejati pada
siswanya, pemahaman, kemampuan melihat
kehidupan dengan cara yang berbeda dan menjelaskan topik dengan cara yang
berbeda, dedikasi untuk keunggulan, teguh dalam memberikan keunggulan,
kesediaan untuk membantu siswa mencapai prestasi, bangga atas prestasi siswa,
bersemangat untuk hidup.
Dari top 10 kualitas guru yang baik ini,
ada beberapa yang dimiliki guru AG ini,
diantaranya keyakinan diri sendiri dalam menyampaikan materi pelajaran. Beliau
tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja, tapi juga mendemonstrasikan
materi tersebut kepada siswa. Beliau juga memiliki kesabaran yang baik. Beliau
berusaha untuk tidak memarahi anak ketika anak tidak mengerti materi pelajaran,
beliau juga tidak mau menggunakan kata ‘bodoh’ kepada siswa yang tidak
mengerti. Beliau dengan kesabaran mengajarkan kembali bagian materi yang belum
dipahami oleh siswa. Guru berinisial AG ini juga memiliki pemahaman yang baik
dalam mengajar. Beliau tidak kaku dalam menyampaikan materi, terlihat dari
beliau yang mengenali karakter murid-muridnya sehingga guru akan mendekati tiap
murid-muridnya ketika ada muridnya yang belum mengerti.
IV.
KESIMPULAN
Berperan
sebagai seorang guru bukanlah hal yang mudah. Seorang guru harus memiliki
karakter-karakter pribadi yang baik bagi pembelajaran. Karakter tersebut antara
lain: ksatria, rusia, disiplin, penyayang, integritas, antusias, motif bagus
dan komitmen. Seorang guru harus kreatif untuk menciptakan suasana kelas yang
nyaman dan tertib. Seorang guru juga harus menggunakan waktu yang telah
tersedia untuk pembelajaran secara tepat.
V.
SARAN
Wawancara
yang dilakukan ini kurang mendalam dimana pewawancara kurang memberikan probing terhadap pernyataan yang telah
disampaikan oleh guru yang diwawancarai ini. Pewawancara berharap bisa lebih
baik lagi dalam melakukan wawancara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar