Pedagogi merupakan salah satu seni
mengajar. Pedagogi berasal dari
bahasa Yunani paidagōgeō (Yunani) dimana pals, genitif, paidos artinya “anak” dan àgô
artinya “memimpin” sehingga secara harafiah artinya “memimpin anak”. Pedagogi
bermakna mengajari anak (Latin). Dalam makna modern, istilah pedagogy dalam bahasa Inggris merujuk
kepada teori pengajaran, dimana guru berusaha memahami bahan ajar, mengenali
siswa, dan menentukan cara mengajarnya.
Istilah pedagogi berbeda dengan pedagogis. Pedagogi lebih menekankan pada praktik menyangkut kegiatan membimbing/ mendidik anak, sedangkan pedagogis lebih menekankan pada pemikiran tentang pendidikan.
Ada tiga isu yang muncul terkait masalah pedagogi. Pertama, pedagogi merupakan sebuah proses yang bertujuan. Dalam makna umum, istilah ini sering digunakan untuk menjelaskan prinsip dan praktik mengajar anak-anak.
Kedua,
banyak pekerjaan “pedagogi sosial” yang
telah digunakan untuk menggambarkan prinsip-prinsip mengajar anak-anak dan kaum
muda. Paul Freire (1972) menggunakan pengertian pedagogi merujuk kepada pekerjaan
dengan orang dewasa yang di dalamnya juga terkait erat dengan mengajar
anak-anak. Pedagogi juga kadang-kadang disebut sebagai istilah lain untuk
strategi pembelajaran.
Ketiga, sejauh mana pengertian pedagogi telah dipahami dan dominan mewarnai proses pembelajaran dalam konteks sekolah. Persoalan mengajar tidak hanya dikaitkan dengan guru atau siswa semata. Diskusi tentang pedagogi selalu dikaitkan dengan kurikulum, pengajaran, siswa, media pembelajaran, dan situasi yang mengitarinya. Bahkan, istilah pedagogi menyentuh juga dimensi pendidikan pada umumnya atau seluruh tatanan yang memungkinkan interaksi antar subjek yang bernuansa pengajaran dan pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas.
Dalam kerangka analisis, proses pedagogis menjadi penting untuk mempertimbangkan beberapa prinsip yang memandu proses pedagogia itu. Menurut Addine (2001) prinsip pedagogi di antaranya kesatuan karakter ilmiah, ideologis dari proses pedagogis, hubungan pembelajaran dengan kehidupan, mengkombinasikan karakter kolektif dan individual pendidikan, penghormatan terhadap kepribadian siswa, kesatuan pengajaran, pendidikan, dan perkembangan proses, masing-masing subsistem aktivitas, komunikasi, dan kepribadian saling terkait satu sama lain.
Anak didik yang mendapat pengajaran dengan seni mengajar pedagogi tidak didasarkan atas umur kronologis seseorang, namun hal ini terkait usia mental seseorang. Seseorang yang belum cukup umur dari segi usia mentalnya meskipun dari umur kronologisnya sudah bisa dikatakan dewasa mungkin masih harus mendapat pengajaran dengan seni mengajar pedagogi, dan juga sebaliknya.
Ahli pedagogis harus menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran, menunjukkan sikap positif dan kepercayaan kepada peserta didik, mengevaluasi dan menilai secara adil dan cepat, mendorong siswa berpikir agar siswa lebih kreatif. Seorang ahli pedagogi belum tentu seorang guru. Namun seorang guru sebaiknya memiliki karakter pribadi ksatria, jujur, disiplin, penyayang, integritas, antusias, motif dan juga komitmen.
Referensi :
Danim, Sudarwan dan H. Khairil, 2013. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta.
Istilah pedagogi berbeda dengan pedagogis. Pedagogi lebih menekankan pada praktik menyangkut kegiatan membimbing/ mendidik anak, sedangkan pedagogis lebih menekankan pada pemikiran tentang pendidikan.
Ada tiga isu yang muncul terkait masalah pedagogi. Pertama, pedagogi merupakan sebuah proses yang bertujuan. Dalam makna umum, istilah ini sering digunakan untuk menjelaskan prinsip dan praktik mengajar anak-anak.
Ketiga, sejauh mana pengertian pedagogi telah dipahami dan dominan mewarnai proses pembelajaran dalam konteks sekolah. Persoalan mengajar tidak hanya dikaitkan dengan guru atau siswa semata. Diskusi tentang pedagogi selalu dikaitkan dengan kurikulum, pengajaran, siswa, media pembelajaran, dan situasi yang mengitarinya. Bahkan, istilah pedagogi menyentuh juga dimensi pendidikan pada umumnya atau seluruh tatanan yang memungkinkan interaksi antar subjek yang bernuansa pengajaran dan pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas.
Dalam kerangka analisis, proses pedagogis menjadi penting untuk mempertimbangkan beberapa prinsip yang memandu proses pedagogia itu. Menurut Addine (2001) prinsip pedagogi di antaranya kesatuan karakter ilmiah, ideologis dari proses pedagogis, hubungan pembelajaran dengan kehidupan, mengkombinasikan karakter kolektif dan individual pendidikan, penghormatan terhadap kepribadian siswa, kesatuan pengajaran, pendidikan, dan perkembangan proses, masing-masing subsistem aktivitas, komunikasi, dan kepribadian saling terkait satu sama lain.
Anak didik yang mendapat pengajaran dengan seni mengajar pedagogi tidak didasarkan atas umur kronologis seseorang, namun hal ini terkait usia mental seseorang. Seseorang yang belum cukup umur dari segi usia mentalnya meskipun dari umur kronologisnya sudah bisa dikatakan dewasa mungkin masih harus mendapat pengajaran dengan seni mengajar pedagogi, dan juga sebaliknya.
Ahli pedagogis harus menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran, menunjukkan sikap positif dan kepercayaan kepada peserta didik, mengevaluasi dan menilai secara adil dan cepat, mendorong siswa berpikir agar siswa lebih kreatif. Seorang ahli pedagogi belum tentu seorang guru. Namun seorang guru sebaiknya memiliki karakter pribadi ksatria, jujur, disiplin, penyayang, integritas, antusias, motif dan juga komitmen.
Referensi :
Danim, Sudarwan dan H. Khairil, 2013. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta.