Jumat, 08 Maret 2013

Psychosocial Development in Infancy


 Psychosocial Development in Infancy/ Perkembangan psikosial pada anak 3 tahun pertama  

HUBUNGAN DENGAN ANAK LAIN

Selain orang tua yang memberikan pengaruh besar untuk mengerahkan kehidupan anak, hubungan dengan anak lain baik di rumah dan diluar rumah juga sangat penting bagi pertumbuhan.

A.                Saudara Kandung
Hubungan saudara kandung memiliki peran khusus dalam sosialisasi. Interaksi yang dilakukan oleh anak kepada saudara kandungnya akan menjadi pelajaran dan keterampilan bagi anak tersebut untuk berinteraksi atau bersosialisasi diluar rumah. Dalam hubungan saudara kandung terdapat persaingan dan afeksi. Hubungan yang baik antara anak dan orang tua akan berdampak kepada hubungan antara saudara kandung. Saat bayi mulai aktif, mereka akan mulai terlibat konflik dengan saudara kandungnya. Konflik saudara akan meningkat ketika saudara yang paling muda mencapai usia 18 bulan. Setelah beberapa bulan kemudian, saudara yang paling muda akan mulai berpartisipasi dalam interaksi keluarga. Mereka akan sadar terhadap niat dan perasaan anggota keluarga lainnya. Anak juga mulai mengenali perilaku yang dianggap “baik” atau “nakal”. Konflik yang terjadi cenderung membangun, yang akan membantu anak untuk mencapai setiap kebutuhan, permintaan, pandangan serta membantu mereka untuk belajar, berkompromi dalam konteks yang benar saat adanya selisih paham di antara mereka.

B.           Sosiabilitas dengan saudara non kandung

Anak akan menunjukkan rasa tertarik dengan orang lain di luar rumah khususnya anak yang berukuran tubuh sama dengan mereka. Mereka berinteraksi dengan anak lain dengan cara melihat, tersenyum, menyentuh dan berceloteh.
Pada usia sekitar 1 tahun, ketika agenda utama mereka adalah belajar berjalan dan memanipulasi objek, para bayi tidak terlalu menghiraukan orang lain. Namun, hal itu tidak berlangsung lama ketika usia 1,5 -3 tahun, anak-anak menunjukkan rasa ingin tahu yang meningkat terhadap apa yang dilakukan anak lain dan peningkatan pemahaman mengenai cara menghadapi mereka.
Batita belajar dengan cara saling meniru dan bermain. Hal ini membantu batita berhubungan dengan anak-anak lain dan berjalan untuk permainan yang lebih kompleks semasa tahun-tahun pra sekolah.  Komunikasi verbal membantu teman sebaya mengkoordinasikan aktivitas bersama.  Seperti pada saudara kandung, konflik dengan saudara non kandung juga memiliki tujuan yang baik untuk perkembangan batita, yaitu membantu anak belajar cara negoisasi dan memecahkan masalah. Sosiabilitas pada anak batita dipengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman anak pada usia tiga tahun pertama merupakan pondasi bagi perkembangan di masa yang akan datang.
Bayi yang menghabiskan waktu bersama bayi lain, seperti di tempat penitipan anak, menjadi memiliki sikap tempramen, dan siap untuk menerima orang lain dan mampu untuk beradaptasi dibandingkan dengan bayi yang jarang bersosialisasi di rumah.


ANAK DARI ORANGTUA YANG BEKERJA

A.                Pengaruh Dari Orangtua Yang Bekerja

Data analisis NLSY (Nasional Longitudinal Survey of Youth)  menemukan sedikit tidaknya efek dari orangtua yang bekerja, seperti perilaku, menghargai  diri sendiri, perkembangan kognitif atau prestasi akademik. Dimana ditemukan juga adanya keuntungan bagi anak yang keluarganya tidak mampu sehingga orangtuanya  bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan. melakukan survey terhadap 12.600 wanita.
NICHD (National Institute of Child and Human Development) menemukan dampak negatif perkembangan kognitif pada usia 15 bulan sampai dengan 3 tahun ketika ibu mereka bekerja 30 atau lebih dari 30 jam/minggu  pada saat bayi yang berusia 9 bulan.

B.                 Pengasuhan Dini Pada Anak

Pada usia 9 bulan sekitar 50% bayi di Amerika Serikat bukan dirawat orangtua, dan 86% dari bayi-bayi mulai dirawat di penitipan anak sejak usia 6 bulan. Menurut teori bioekologis Brofenbrenner memberikan perspektif luas bagaimana pengaruh penitipan anak yang terlalu dini dapat mempengaruhi perkembangan anak. Dimana teori bioekologi menjelaskan cakupan berbagai proses yang saling berinteraksi yang mempengaruhi perkembangan seseorang. Setiap organisame biologis berkembang dalam kontesk sistem ekologi yang mendukung atau mengekang perkembangannya. Menurut Brofenbenner, perkembangan muncul dari berbagai proses rutin yang semakin rumit, aktif, interaksi dua arah, antara orang yang berkembang dan lingkungan sehari-hari. Keluarga maupun pengaturan penitipan anak merupakan mikrosistem yang secara langsung memengaruhi anak tersebut. Pengaruh-pengaruh itu saling berhubungan dalam mesosistem.
*Mikrosistem dan Mesosistem yang disebutkan diatas merupakan dua dari tiga sistem kontekstual yang saling terkait .
            Mikrosistem adalah istilah dari Brofenbrenner untuk suatu lingkungan dimana anak berinteraksi sehari-hari, dan bertatap  muka dengan orang lain. Sedangkan Mesosistem merupakan kaitan antara dua atau lebih mikrosistem. Mesosistem biasanya mencakup kaitan antara rumah dan sekolah seperti pertemuan orangtua dan guru.

C.                Berbagai  Faktor Dampak Penitipan Anak

       Dampak penitipan anak secara dini dapat bergantung  pada jenis, jumlah, kualitas dan stabilitas pengasuhan serta penghasilan keluarga dan usia saat anak mulai mendapat pengasuhan nonmaternal.
        Jenis penitipan (day care) yang diterima oleh anak-anak kecil sangatlah beragam. Banyak day care yang ada menempatkan sekelompok besar anak-anak dalam rumah dengan fasilitas yang memadai. Beberapa beroperasi secara komersial, sedangkan yang lain merupakan pusat nirlaba yang dikelola oleh kelompok-kelompok masyarakat atau para pengusaha. Pengasuhan anak seringkali di selenggarakan dirumah-rumah pribadi, ada yang dikelola oleh professional pengasuhan anak dan ada pula yang dikelola oleh para ibu yang ingin memperoleh penghasilan tambahan.
        Kualitas pengasuhan penitipan anak berkontribusi terhadap kompetensi kognitif dan psikososial. Kualitas pengasuhan  tempat penitipan anak dapat diukur melalui karakteristik struktural, seperti pelatihan bagi para staff dan rasio anak-pengasuh. Sebagian pengasuh ada yang tidak memperoleh latihan sebelumnya, sementara sebagian lainnya mendapatkan pelatihan yang ekstensif .
        Peneliti bayi, Jay Belsky (1989) tidak hanya yakin bahwa kualitas day care yang diperoleh oleh anak-anak pada umumnya buruk, tetapi ia juga yakin bahwa hal ini dapat menghasilkan perkembangan yang negatif bagi anak-anak. Day care yang ekstensif pada tahun pertama kehidupan diasosiasikan dengan hasil negatif dalam jangka panjang. Berbeda dengan balita yang memulai day care purna waktu setelah mereka agak besar, balita yang memulai day care sejak dini dengan lebih dari 30 jam/minggunya, ternyata didapati di kemudian hari oleh orangtua dan guru sebagai anak-anak yang kurang patuh dan memiiliki relasi yang buruk dengan sebaya meraka.
       Elemen terpenting kualitas pengasuhan tempat penitipan anak adalah pengasuh; Merangsang interaksi dengan orangtua yang responsif penting bagi perkembangan kognitif , linguistik, dan psikososial pada masa dini. Pergantian staff yang rendah juga penting; bayi membutuhkan pengasuhan yang konsisten unuk mengembangkan rasa  percaya dan kelekatan yang aman. Stabilitas pengasuhan memfasilitasi koordinasi antara orangtua dan pemberi layanan penitipan anak yang dapat membantu melinduni dari pengaruh negative berkepanjangan tempat penitipan anak.

D.                Dampak Bagi Anak Dalam Keluarga Kurang Mampu Dan Minoritas

            Anak-anak yang berasal dari keluarga yang berpenghasilan rendah atau kondisi keluarga yang berada dalam tekanan, terutama memperoleh keuntungan dari layanan penitipan yang memberikan rangsangan kognitif dan dukungan emosional, yang jarang didapatkan anak di rumah. Dalam penelitian kepada 451 keluarga yang miskin di California dan Florida yang beribu tunggal dan berhenti mendapatkan tunjangan negara serta mulai bekerja anak lebih menunjukkan pertumbuhan kogntif dibandingkan di rumah.
            Penelitian NICHD menemukan bahwa semakin sering anak tidak diasuh oleh ibunya semakin besar resiko msalah tingkahlaku yand dimiliki anak tersebut (NICHD early child care research,2003). Tetapi menurut penelitian laindari Boston, Chicago, Sun antonio yang di pilih secara acak menunjukkan bahwa penitipan anak yang ekstensif tidak membahayakan perkembangan anak miskin,kecuali penitipan tersebut berkualitas rendah 


PENGANIAYAAN: KEKERASAN  DAN  PENELANTARAN

Penganiayaan adalah tindakan berbahaya  yang sengaja atau seharusnya dapat dihindari terhadap  anak, baik melalui kekerasan, menyakiti atau menelantarkan, tindakan  yang bila tidak dilakukan malah menyakiti. Penganiayaan biasanya terjadi dalam beberapa bentuk khusus, dan bentuk yang manapun akan diikuti oleh orang lain. Permusuhan antara orang tua dan anak dalam beberapa keluarga meningkat hingga pada titik dimana salah seorang atau ke dua orang tua menganiaya anak.
Kekerasan fisik atau physical abuse merupakan tindakan yang sengaja di lakukan untuk membahayakan orang lain secara potensial  mencakup luka tubuh akibat tinjuan, pukulan, atau terbakar. Penelantaran atau neglect adalah kegagalan untuk memenuhi kebutuhan dasar anak seperti makan,pakaian dan perawatan medis perlindungan dan pengawasan. Kekerasan sexual atau sexual abuse adalah aktivitas seksual atau sentuhan sexual yang menyakiti secara fisik maupun psikologis, atau aktivitas seksual apapun yang melibatkan seorang anak dan seorang dewasa. Penganiayaan emosional (emotional maltreatment)  merujuk pada tindakan kekerasan atau penelantaran yang dapat menyebabkan  gangguan tingkah laku kognitif, emosional atau mental, penganiayaan emosional mencakup penolakan, peneroran, isolasi, eksploitasi, penurunan harga diri, pengolokan  atau kegagalan memberikan dukungan emosional,cinta dan afeksi atau kasih sayang.


FAKTOR PENGKONTRIBUSI: PANDANGAN EKOLOGIS

A.                Karakteristik orangtua dan keluarga dengan kekerasan dan penelantaran

 Lebih dari 8 dari 10 kekerasan fisik dan penelantaran dilakukan oleh orang tua anak biasanya sang ibu. Penganiayaan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak merupakan gejala gangguan ekstrim dalam proses membesarkan anak, biasanya diperburuk oleh masalah-masalah keluarga yang lain, seperti kemiskinan, kurangnya pendidikan, alkoholisme, depresi atau tingkah laku anti sosial.
Anak yang mengalami kekerasan dan penelantaran kebanyakan berasal dari keluarga besar, miskin atau berorang tua tunggal. Kemungkinan seorang anak secara fisik disiksa kecil hubungannya dengan karateristik anak itu sendiri, dan banyak berhubungan dengan karateristik lingkungan keluarga. Kekerasan umumnya terjadi ketika orang tua yang sudah cemas, depresi, atau bersikap bermusuhan mencoba mengendaalikan seorang anak secara fisik namun kehilangan kendali diri dan akhirnya mengguncang dan memukul anak. Masalah perkawinan dan berkelahi secara fisik cenderung menjadi penyebab orang tua melakukan kekerasan kepada anak. Orang tua yang menelantarkan anak membangun jarak dengan anak mereka sendiri. Orang tua mungkin sering mengkritik dan tidak komunikatif terhadap anaknya.

B.     Karakteristik Komunitas Dan Nilai – Nilai Budaya

            Penganiayaan terhadap anak berpeluang lebih besar terjadi di lingkungan dengan pendapatan rendah. Pada komunitas penuh kekerasan, tindakan kriminal tidak terkendali. Namun ada beberapa lingkungan yang miskin yang jarang mengalami kekerasan. Komunitas ini menggambarkan lingkungan dengan dukungan jaringan sosial yang kuat dan kepemimpinan politik yang kuat. Dalam komunitas seperti ini kemungkinan penganiayaan lebih kecil terjadi.
Dua faktor budaya yang berhubungan dengan kekerasan anak adalah kekerasan sosial dan hukuman fisik bagi anak. Menurut sebuah sampling yang representatif, 9 dari 10 orangtua yang memiliki anak usia prasekolah dan sekitar setengah dari orangtua anak usia sekolah mengaku menerapkan hukuman fisik di rumah.
                                                                                               
MEMBANTU KELUARGA MENGATASI MASALAH ATAU RISIKO

Penganiayaan merupakan masalah yang disebabkan oleh berbagai faktor, dibutuhkan solusi dari banyak sudut pandang. Untuk dapat efektif, strategi pencegahan (preventif) dan intervensi oleh komunitas harus komprehensif, berbasis pada lingkungan tetangga, dan bila mungkin diarahkan untuk memperkuat keluarga serta memindahkan anak bila perlu. Layanan bagi anak yang mengalami kekerasan dari orang tua mereka mencakup rumah penampungan, edukasi keterampilan orang tua, dan terapi.  Parent Anonymous dan berbagai organisasi lain menawarkan dukungan pokok secara gratis dan dirahasiakan. Anak dapat memperoleh terapi bermain atau seni dan menggunakan layanan penitipan anak dalam lingkungan.


PENGARUH JANGKA PANJANG PENGANIAYAAN

Masyarakat membutuhkan program penyembuhan yang lebih efektif untuk membantu anak yang mengalami penganiayaan. Konsekuensi penganiayaan dapat bersifat fisik, emosional, kognitif, dan sosial dan jenis-jenis konsekuensi ini saling berkaitan. Contohnya, benturan keras di kepala anak dapat menyebabkan kerusakan otak yang menyebabkan keterlambatan kognitif serta masalah emosional dan sosial. Konsekuensi jangka panjang penganiayaan mencakup kesehatan fisik, mental, dan emosional yang buruk, perkembangan otak, kesulitan kognitif, bahasa, dan akademik ; masalah dalam kelekatan dan hubungan sosial.




DAFTAR PUSTAKA

Papalia and Olds. 2004. Human Development. New York : McGraw-Hill Book Co.
Papalia and Olds. 2009. Human Development (Perkembangan Manusia). Jakarta : Salemba Humanika
Santrock, John W. 2002. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga
Santrock, John W. 2009. Life-Span Development. New York :McGraw-Hill Book Co.

Tidak ada komentar: