Kelompok 6
BAB
1
RANCANGAN
PEMBELAJARAN
1.
LATAR BELAKANG
Sebagai bentuk
aplikasi dari mata kuliah pedagogi, kami akan melakukan proses pembelajaran sesuai
dengan prinsip pedagogi. Adapun yang menjadi prinsip pedagogi tersebut adalah kesatuan
karakter ilmiah, ideologis dari proses pedagogis, hubungan pembelajaran dengan
kehidupan, mengkombinasikan karakter kolektif dan individual pendidikan,
penghormatan terhadap kepribadian siswa, kesatuan pengajaran, pendidikan, dan
perkembangan proses, masing-masing subsistem aktivitas, komunikasi, dan
kepribadian saling terkait satu sama lain (Addine, 2001). Dalam proses
pembelajaran yang akan dilakukan kelompok, tidak semua prinsip pedagogi yang
dipaparkan di atas terlaksana dalam prosesnya, kelompok hanya menekankan pada
beberapa prinsip saja karena waktu pembelajaran yang dilakukan relatif singkat.
Proses pembelajaran
ini akan dilaksanakan oleh kelompok dengan pembagian tugas sebagai pengajar,
pembimbing, dan pengamat serta anak-anak sebagai objek pembelajaran. Jumlah
anak dalam pembelajaran ini sebanyak empat orang yaitu: Juan, Silviana, Stefanus
dan Miracle. Latar belakang pendidikan ketiga anak yakni Juan, Silviana Stefanus
merupakan siswa kelas dua SD dan Miracle siswa kelas satu SD.
Berdasarkan
wawancara singkat yang dilakukan oleh kelompok kepada orangtua setiap subjek
didapatkan informasi bahwa ketiga anak tersebut ( Silviana, Stefanus, dan Juan)
sedang mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) dalam waktu seminggu dari tanggal
17 sampai dengan 22 Maret 2014. Orangtua
memberikan saran kepada kelompok agar pembelajaran yang diberikan kelompok
sebaiknya berhubungan dengan kegiatan yang dapat menyegarkan pikiran serta
perasaan anak-anak yang baru saja menyelesaikan UTS. Hal ini dipandang baik
oleh kelompok sehingga kelompok mengambil tema ‘belajar sambil berkreativitas’ untuk
menyampaikan pembelajaran dengan konsep pedagogi ini.
Agar proses
pembelajaran yang diberikan dinikmati oleh anak, kelompok memilih tema dan
permainan yang sesuai dengan tahapan perkambangan anak.
a.
Perkembangan
Motorik
1.Bermain plastisin
Kemampuan anak
dalam membentuk plastisin.
b.
Kemampuan
bekerja dalam team
1.
Puzzle
·
Berlomba
untuk menyusun puzzle yang disediakan bersama teman sekelompoknya.
·
Bagaimana
cara anak dalam menyelesaikan masalah (thinking
atau trial and error).
c.
Kemampuan
kognitif (ingatan dan bahasa)
1.
Belajar
membedakan binatang laut (hiu,lumba-lumba,paus) dengan menggunakan video.
2.
Memahami
ciri-ciri setiap binatang laut yang ditampilkan dalam video.
3.
Menjelaskan
bahasa inggris dari hasil kreasi plastisin yang dibuat anak didik di depan
teman-teman yang lain
d.
Pengetahuan
Umum
Games yang diberikan merupakan games yang berhubungan
dengan pengetahuan umum. Judul gamesnya adalah “Siapakah aku ?”.
Kegiatan
pembelajaran ini akan dilaksanakan dengan jumlah pertemuan sebanyak dua kali
dengan durasi 60 menit setiap pertemuan. Setting
tempat dalam proses pembelajaran adalah indoor.
Lokasi ini merupakan rumah dari salah satu anak yang menjadi anak didik yang
berada di Jl. Penerbangan Kompleks Perhubungan Medan. Fasilitas yang mendukung
antara lain meja belajar, kursi, video ‘mengenal binatang laut’, alat-alat
kreativitas seperti plastisin, puzzle, kertas, dan pulpen. Ruangan yang
digunakan akan dihiasi dengan balon untuk menarik perhatian anak agar lebih semangat
dalam mengikuti program pembelajaran.
Pada pertemuan
pertama anak didik akan meciptakan kreasi dengan menggunakan plastisin.
Kemudian pada pertemuan kedua kelompok akan menampilkan video ‘mengenal bintang
laut’ kepada anak didik agar lewat video tersebut anak mampu mengetahui
ciri-ciri binatang laut dan mampu membedakannya. Kelompok juga akan memberikan puzzle yang disesuaikan dengan video (binatang
laut) yang telah ditampilkan agar anak lebih mengingat pengetahuan yang
didapatkannya. Disini anak akan dibagi menjadi dua kelompok. Setiap kelompok
akan terdiri dari dua orang. Tujuan dilakukannya pembagian kelompok adalah
untuk melihat bagaimana kerja sama di antara anak dalam memecahkan masalah
ketika menyusun puzzle.
BAB
2
KONSEP
RANCANGAN BELAJAR
1.
PEMBAGIAN SEKUEN PEMBELAJARAN
Kelompok kami akan mengadakan dua kali pertemuan dalam proses
pengajaran yang dilakukan
Pertemuan
I : Selasa, 1 April 2014
·
Perkenalan/Pendahuluan
(15 Menit)
Kelompok
akan memperkenalkan diri dan meminta peserta untuk memperkenalkan dirinya juga.
Kemudian untuk mencairkan dan mengakrabkan suasana akan diadakan games dengan judul “Siapakah
aku?”. Reward pertama akan diberikan setelah games selesai sebagai reinforcement positif agar anak semakin
semangat untuk memulai proses pembelajaran.
·
Inti
(35 menit)
Pada
tahap ini, kelompok akan memperkenalkan kreativitas yang akan dilakukan,
pengarahan kegiatan, dan pelaksanaannya. Kreativitas yang akan dilaksanakan
adalah membentuk plastisin sesuai dengan yang anak inginkan.
·
Penutup
(10 menit)
Menjelaskan
hasil dari apa yang telah anak lakukan (manfaat), mengapresiasikan hasil dari
kinerja anak, mengajak anak bernyanyi bersama sebagai kegiatan untuk tetap
mengakrabkan suasana antara kelompok dan anak agar anak merasa bahwa kelompok
sekarang menjadi bagian dari mereka. Kelompok akan mengingatkan anak-anak
jadwal pertemuan selanjutnya, dan pada akhirnya kita memberikan reward sebagai penutup.
Pertemuan
II : Rabu, 2 april 2014
·
Pendahuluan
(10 menit)
Pada
tahap ini, kelompok akan bertanya kabar anak-anak terlebih dahulu. Lalu
kelompok dan anak-anak akan bernyanyi bersama sesuai dengan lagu yang dapat
dinyanyikan oleh anak-anak semuanya sebelum memulai pembelajaran. Lagu tersebut
berjudul “lulalulali”
·
Inti
(35 menit)
Pada
tahap ini, kelompok akan menampilkan sebuah video tentang binatang laut kepada
anak-anak dengan durasi sekitar 8 menit. Ketika selesai ditampilkan, kelompok akan
menjelaskan kembali video tersebut dan bertanya apakah anak-anak mengerti apa
yang disampaikan. Setelah itu, kelompok akan memberikan puzzle untuk
diselesaikan oleh anak-anak. Puzzle yang diberikan disesuaikan dengan binatang
laut yang telah disampaikan lewat video sebelumnya sehingga anak-anak lebih
mudah mengingat pelajaran dari video tersebut. Disini anak-anak dibagi menjadi
dua kelompok. Tiap kelompok terdiri dari dua orang. Bagi kelompok yang
menyelesaikan puzzle terlebih dahulu akan menjadi pemenangnya, dan akan
diberikan reward.
·
Penutup
(15 menit)
Sebelum
mengakhiri pembelajaran, kelompok akan menjelaskan hasil dari apa yang telah
anak lakukan (manfaat), mengapresiasikan hasil dari kinerja anak. Kelompok juga
akan mengajak anak untuk bernyanyi bersama, dan meminta anak untuk menyampaikan
kesan dan pesan selama proses pembelajaran. Membagikan Puzzle yang telah mereka
kerjakan dan memberikan bingkisan kepada anak sebagai tanda terimakasih atas
kesediaan mereka.
II. PEMBAGIAN TUGAS KELOMPOK
Pertemuan
I:
1.
Nirmay
a.
Pembuka,
menyapa anak-anak
b.
Memperkenalkan
anggota kelompok
c.
Meminta
anak didik untuk memperkenalkan diri dan cita-citanya.
d.
Membawakan
games.
e.
Mendampingi
anak ketika membuat plastisin
2.
Esther
a.
Memperkenalkan
plastisin
b.
Menjelaskan
apa yang akan dilakukan anak didik
c.
Memeberi
contoh dalam membentuk plastisin
d.
Menyuruh
anak didik untuk membentuk plastisin sesuai dengan keinginan mereka
masing-masing.
3.
M.
Anggy
a.
Menjelaskan
hasil dari yang telah dilakukan anak.
b.
Mendampingi
anak ketika membuat plastisin
4.
Santha
a. Observer
Pertemuan II
1.
Esther
a.
Menanyakan
kabar dan bernyanyi bersama
b.
Membagikan
hasil kreasi dan mebagikan reward
2.
Nirmay
a.
Menjelaskan
apa yang ada di video yang ditampilkan
b.
Bertanya
kepada anak didik megenai video yang ditampilkan
c.
Memberikan
rangkuman untuk anak didik agar mampu mengingat ciri-ciri dari bintang laut
yang dipelajari sehingga anak mudah membedakannya.
d.
Mendampingi
anak didik dalam menyusun puzzle
3.
Santha
a.
Membawakan
sesi bermian puzzle
b.
Menjelaskan
prosedur pengerjaannya.
c.
Menjelaskan
hasil yang telah dikerjakan/disusun oleh anak
d.
Mendampingi
anak ketika menyusun puzzle
4.
M.Anggy
a.
Observer
b.
Bertanya
tentang kesan anak selama proses pembelajaran berlangsung
III
ALAT BANTU YANG DIGUNAKAN
·
Kursi
·
Meja
·
TV
·
Puzzle
·
Plastisin
·
Video
(binatang laut)
·
Kertas
·
Pulpen
BAB 3
PROSES PEMBELAJARAN
1.
Skenario
HARI PERTAMA
a.Pembuka
Pembelajaran
hari pertama dimulai pada pukul 17.45 WIB. Diawali dengan perkenalan diri oleh
pengajar dan anak didik. Pembukaan perkenalan dibawakan oleh Nirmay kemudian Esther,
Santha, dan Anggy memperkenalkan diri. Setelah masing-masing anggota pengajar
memperkenalkan diri, maka anak-anak didik mulai memperkenalkan diri.
Kemudian
setelah memperkenalkan diri, Nirmay sebagai pengajar mengadakan games dengan
tema “Siapakah aku?”. Disini Nirmay mengajukan dua pertanyaan, sebagai berikut:
1. Tubuh ku kecil, aku sering
berbaris bersama teman-temanku. Kalau aku menggigit manusia, mereka akan merasa kesakitan. Siapakah aku?
2. Aku memiliki tiga warna. Kaki ku
hanya satu. Aku sering berada disimpang jalan. Kalau warnaku hijau semua
kendaraan boleh berjalan, kalau warnaku merah “STOP”, berarti semua kendaraan harus berhenti.
Siapakah aku?
Nirmay
meminta adik-adik untuk berlomba dalam menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan
pertama dijawab oleh Silviana dengan jawaban Semut sedangkan pertanyaan kedua
dijawab oleh Juan dengan jawaban Lampu lalu lintas. Sebagai bentuk apresiasi
terhadap anak-anak didik yang sudah menjawab games tersebut, maka nirmay memberikan reward berupa snack kepada
Silviana dan Juan.
b. Inti
Pada
bagian inti, pengajar digantikan oleh Esther, sementara M.Anggy dan Nirmay
sebagai pendamping anak didik. Pengajar dan pembimbing lainnya membagikan
plastisin kepada setiap anak. Pengajar terlebih dahulu mengajak anak-anak untuk
bersama-sama membentuk plastisin yang bertemakan Taman; dimana didalam taman
terdapat pagar, pohon, bunga, dan matahari yang menyinari taman. Setelah itu,
anak-anak mulai membuat plastisin sesuai dengan arahan pengajar dan pengajar
juga memperkenankan anak-anak untuk membentuk plastisin sesuai dengan kreativitas
anak. Setelah selesai membuat plastisin, anak didik diminta untuk menjelaskan
hasil kreativitasnya kepada pengajar dan teman-temannya yang lain. Pengajar
juga mengarahkan agar anak-anak menjelaskan hasil karya plastisin mereka dengan
bahasa inggris. Contohnya Silviana membuat plastisin berbentuk bunga kemudian
Silviana menjelaskan kepada temannya bahwa bahasa inggris bunga adalah Flower demikian dengan anak didik
lainnya.
c.Penutup
Bagian
penutup dibawakan oleh M.Anggy. Disini pengajar menjelaskan hasil dari kreativitas
yang telah dilakukan. Sebelum proses pembelajaran dibubarkan, pengajar
mengingatkan kepada anak didik bahwasanya besok hari pada pukul 17.00 Wib untuk
berkumpul kembali ditempat yang sama. Kemudian, pengajar dan pembimbing lainnya
memberikan reward kepada anak berupa snack
dan mempersilahkan anak didik untuk membawa pulang hasil kreativitas mereka.
2.
Objek
Observasi
a) Komunikasi
Nirmay
membawakan games dengan postur
setengah tubuh dengan lutut bertumpu pada lantai. Nirmay menunjukkan kontak
mata kepada masing-masing anak. Pilihan kata yang digunakan tidak terlalu sulit
untuk dimengerti oleh anak didik. Nirmay menggunakan bahasa yang formal namun
memiliki style yang mencoba untuk menjadi
seperti anak-anak. Seperti “ayo adek-adekku, kita mulai ya games nya. Siapa
yang tertib bakalan kakak kasih hadiah ya”
Pengajar
(Esther) membawakan pengajaran plastisin dengan postur duduk dan banyak
memainkan gesture tangan. Esther
meminkan kontak mata yang menunjukkan kegembiraan kepada anak didik. Pemilihan
kata yang digunakan Esther juga formal tapi masih dapat dimengerti oleh
anak-anak. Seperti “adek-adek kita buat plastisin ya. Siapa yang sudah pernah
buat plastisin?”
Pembimbing
(Anggy) duduk disamping anak didik dan berbaur dengan mereka. Anggy membimbing
anak didik satu per satu dan mulai mengarahkan anak didik untuk membuat apa yang diajarkan oleh Esther.
b) Respon
Audiens
Anak
didik mulai memperkenalkan diri satu persatu dengan berdiri dihadapan pengajar
dan audiens lainnya. Adapun perkenalan diri yang dilakukan anak didik adalah
sebagai berikut:
Anak
didik pertama:
Nama : Stefanus
Kelas : 2 SD
Cita-cita : Pilot
Stefanus
memperkenalkan diri dengan malu-malu dan wajahnya menunduk ke bawah. Stefanus
merupakan anak yang aktif, dalam arti bahwa dia suka menjawab apa yang
ditanyakan oleh pengajar. Dalam membuat plastisin, Stefanus merupakan anak yang
pintar dan kreatif. Ia membuat es krim, kue, dan pohon yang terbuat dari
plastisin. Stefanus memperkenalkan plastisin yang sudah dia buat dan
menjelaskan satu per satu hasil plastisin yang dia buat dan mengartikan hasil
yang dibuat kedalam bahasa inggris. Stefanus adalah salah satu anak yang mahir
berbahasa inggris. Kelompok sedikit kesusahan dalam menertibkan Stefanus karena
Stefanus adalah seorang yang mudah bosan, tidak bisa tenang dan selalu ingin
menjawab setiap pertanyaan yang diberikan.
Anak
didik kedua:
Nama : Silviana
Kelas : 2 SD
Cita-cita : Dokter
Silviana
memperkenalkan diri dengan percaya diri dan sedikit centil. Nada suaranya juga
centil seperti suara boneka. Silviana adalah anak yang penurut, dia tidak suka
mengganggu temannya. Silviana sangat gembira ketika akan membuat plastisin. Dia
sangat antusias dan melompat-lompat kegirangan saat pengajar mulai membagikan
plastisin. Silviana membuat plastisin sesuai dengan arahan pengajar dan dia
juga membuat plastisin dengan gambar manusia dan bunga. Silviana menjelaskan
hasil karyanya dan mengartikan hasil yang dibuat kedalam bahasa inggris dan dia
adalah anak yang sangat kreatif dan pintar.
Anak
didik ketiga :
Nama : Juan
Kelas : 2 SD
Cita-cita : Polisi
Saat
memperkenalkan diri, Juan sangat antusias dan postur tubuhnya tegak seperti
seorang polisi. Dia memperkenalkan dirinya dengan tegas. Juan merupakan anak
yang aktif dan dia aktif dalam berbicara. Juan membuat plastisin berbentuk
bunga dan posisi bunga berdiri. Juan terlihat menunjukkan kreativitasnya dengan
sangat bagus. Juan lebih suka menjelaskan plastisinnya dengan cara bercerita
seperti “Aku mau membuat bunga. Daun bunganya berwarna hijau, ditengah ada
warna merah supaya berwarna warni bunganya”, kata Juan ketika mempresentasikan
hasil kreativitasnya.
Anak
didik keempat:
Nama : Miracle
Kelas : 2 SD
Cita-cita : Jendral
Miracle
saat memperkenalkan diri sangat pemalu.Dia anak yang memang harus dibujuk untuk
melakukan sesuatu, itu bukan karena Miracle tidak mampu namun karena kemampuan
adaptasi Miracle tidak secepat teman-teamnnya. Dalam pembentukan platisin salah
satu anggota kelompok harus duduk disebelah Miracle untuk mengajaknya membentuk
plastisin. Miracle lebih banyak diam sehingga kelompok harus selalu mendampinginya
agar dia mau aktif dalam berjalannya kegiatan pembelajaran.
HARI
KEDUA
a. Pembuka
Di hari ke dua peserta bertambah menjadi lima orang. Dea
yang merupakan teman Silviana minta ijin untuk bergabung bersama kami. Dea
adalah siswa SD Budi Murni Medan kelas 1 SD. Dea bercita-cita menjadi seorang
dokter. Setelah berkenalan dengan Dea, pembelajaran pun dimulai dengan sesi
pembuka.
Pada sesi ini, pembukaan dimulai dengan menyapa anak
didik yang dibawakan oleh Esther. Kemudian pengajar juga menanyakan kabar
setiap anak didik. Lalu pengajar mengajak anak-anak untuk bernyanyi bersama
sebelum memasuki kegiatan pembelajaran. Lagu yang dibawakan adalah lagu “Lulalulali”.
b. Inti
Kemudian menonton video “Belajar Binatang Laut (membedakan
Lumba-lumba, Hiu, Paus dan cirri-cirinya)” yang dipimpin oleh Nirmay. Pada saat
video diputar, anak-anak disuruh untuk menebak semua apa yang dilihat pada film
dengan cara pengajar memberhentikan (pause) film, dan kemudian menunjuk apa
yang harus mereka tebak dan memberi kesempatan kepada mereka untuk menjawabnya.
Gambar yang mereka tebak seperti lumba-lumba, hiu dan ikan paus. Sesi inti,
kami memberikan puzzle yang sudah diacak. Tetapi sebelumnya puzzle sudah difoto
agar mereka mengetahui wujud puzzle yang sesungguhnya. Pada sesi ini dibawakan
oleh Santha dan di observasi oleh Anggy. Puzzlenya terbagi menjadi 2, Puzzle
dengan tema safari dan puzzle dengan tema binatang laut. Kemudian kami membagi
2 team. Team 1 terdiri dari Juan dan Miracle yang didampingi oleh Santha, team
2 terdiri dari Stefanus, Dea, dan Silviana yang didampingi oleh Nirmay. Pada
sesi selanjutnya tetap bermain puzzle, tetapi puzzlenya ditukar, team 1 yang
awalnya puzzle binatang laut kemudian ditukar menjadi safari, begitupun team 2.
Pada sesi ini team 1 berhasil menyelesaikan puzzlenya dalam waktu 8 menit. Dan
team 2 berhasil menyelesaikan puzzlenya dengan waktu 20 menit. Pada sesi
pergantian Puzzle, orangtua Dea memanggil Dea untuk pulang. Dea pun ijin pulang
sebelum proses pembelajaran selesai.
C. Penutup
Pada sesi penutup yang dipimpin oleh Anggy, masing-masing
anak dipersilahkan satu per satu untuk mengungkapkan kesan dan pesannya selama
dua hari berlangsungnya proses pembelajaran. Pertama yang menyampaikan pesan
dan kesannya adalah Stefanus (mengajukan diri sendiri), kemudian diikuti oleh
Silviana, Miracle dan terakhir oleh Juan.
b.
Objek Observasi
a) Komunikasi
Nirmay mengajak anak didik untuk menonton bersama film
Belajar Biantang Laut (Lumba-lumba, Hiu, Paus) dengan posisi berdiri tetapi
dengan posture kaki sedikit tertekuk dan
badan sedikit menunduk untuk menanyakan kepada anak didik gambar apa-apa saja
yang ada di video tersebut. Sambil bertanya kepada anak didik seperti “Ayo
binatang laut apa itu adik-adik?” kemudian Nirmay melakukan kontak mata dengan
anak didik yang menjawab dengan antusias dan serentak menebak gambar yang di
video tersebut.
Esther pada saat memimpin untuk bernyanyi sangat
bersemangat mempraktikkannya kepada anak didik dengan gaya periang dan
kanak-kanak. Setelah mengatakan “Ayo adik-adik, kita bernyanyi bersama kakak
yuk. Ikuti gerakan kakak ya”, kemudian dengan posisi berdiri kemudian membuat
gerakan menggoyang-goyangkan kaki dan tangan, Esther mengajak anak-anak untuk
mengikutinya agar suasana lebih meriah dan anak didik bersemangat untuk memulai
proses belajar hari ini.
Pembimbing (Santha) dengan posisi duduk di samping anak
didik, dia melakukan kontak mata dan mengajari anak satu per satu bagaimana
untuk menyusun puzzle. Dengan kemudian Santha memberitaukan tentang apakah
posisi potongan puzzlenya sudah benar atau masih salah letaknya. Dengan sabar
Santha mencoba mengajari anak didik tersebut.
Anggy sebagai observer dengan posisi duduk di lantai dan
memperhatikan sambil menulis keberlangsungan kegiatan pembelajaran yang
berlangsung pada saat itu.
b) Respon Audiens
Anak didik bernyanyi bersama-sama dengan gerakan yang
didemonstrasikan oleh pengajar. Anak didik dengan bersemangat mengikuti gerakan
yang dibawakan oleh Esther. Pada sesi menonton video, anak didik sangat
antusias menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Nirmay, sambil berdiri bahkan
melompat sambil mengangkat tangan mereka ke atas. Kemudian diikuti dengan sesi
menyusun puzzle.
Adapun respon yang dilakukan oleh masing-masing anak
didik yaitu:
Juan pada saat menonton video berada pada posisi duduk
paling depan, bahkan dengan melompat sambil dengan suara yang keras dan sangat
percaya diri dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pengajar. Dalam
menyusun puzzle, Juan yang berada pada team 1 lebih cenderung duduk dan diam
sambil melihat-lihat potongan puzzle. Sesekali Juan juga menempelkan potongan
puzzle tersebut ke dalam bagan puzzle, tetapi karena belum dapat potongan yang
cocok diapun menjadi tunduk dan bingung.
Miracle pada saat menonton video lebih cenderung diam dan
tertawa sambil sesekali menjawab tetapi dengan suara yang tidak kuat. Pada saat
menyusun puzzle, Miracle dengan posisinya yang berdiri, dia sangat cepat
mengerjakannya mulai dari melihat potongan-potongan puzzle yang ada dan
kemudian mencocokkannya dan dia memulainya dari sudut-kanan bagian atas puzzle.
Miracle terlihat sangat cerdas, dikarenakan dia tidak terlalu banyak mencoba
satu per satu potongan puzzle yang ada. Miracle berada pada team satu dan
dialah yang sangat berkontribusi besar untuk menyusun puzzle ini dengan sangat
cepat, sehingga membuat team satu jauh lebih cepat menyusun puzzle dibandingkan
team dua.
Stefanus disaat menonton video dialah anak didik yang
paling bersemangat diantara semuanya. Pada saat menonton video, ketika pengajar
mengajukan pertanyaan Stefanus lebih sering berdiri dan melompat sambil
berteriak- teriak seperti “Aku tau, aku tau, aku tau jawabannya!!!”. Di saat
menyusun puzzle, Stefanus seperti kebingungan dan frustasi ketika tidak
menemukan potongan puzzle yang sesuai dengan bagan puzzle yang dimiliki
teamnya. Apalagi team dua sangat jauh lebih lama dalam menyusun puzzle, hal
tersebut membuat Stefanus terlihat cemberut dan iri dengan team satu yang sudah
selesai lebih dulu. Kemudian Stefanus sepertinya mulai gelisah dan putus asa
sehingga membuat pembimbingpun turun tangan membantu menyelesaikan
potongan-potongan puzzle yang tersisa.
Silviana pada saat menonton video juga sangat
bersemangat, tetapi tidak sambil melompat-lompat seperti yang dilakukan temannya Juan dan Stefanus. Silviana hanya
berdiri dan mengangkat tangannya ke atas dan meneriakkan jawabannya tetapi Silviana
meneriakkan jawabannya tidak dengan suara yang terlalu keras. Kemudian pada
saat sesi menyusun puzzle, Silviana masuk kedalam team dua. Silviana bersama
dengan Stefanus menyusun bersama-sama. Dengan diam dan tekun Silviana mencari
potongan yang cocok. Tetapi ketika team satu sudah selesai menyelesaikan
puzzlenya, Silviana tetap tidak putus asa, ketika pembimbing memberi semangat
kepada Silviana, Silvianapun memberikan semangat kepada Stefanus agar tetap tenang dan mencari
potongan-potongan puzzle yang tersisa.
Dea pada
saat menonton video sangat bersemangat, ketika temannya sibuk untuk berlomba
menjawab, dia pun ikut sibuk. Ketika menyusun Puzzle sesi pertama, Dea
kelihatan kebingungan dan sama sekali tidak mampu dalam menyusun puzzle
sehingga Stefan sering menegurnya karena terlalu berisik dan mengganggu. Hanya
itulah yang bisa kelompok observasi dari Dea. Pada sesi kedua sampai penutup
Dea sudah pulang dan meninggalkan kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
Bab IV
EVALUASI
Pembelajaran yang
dilakukan ini didasarkan atas prinsip-prinsip proses pedagogis (Addine, 2001). Prinsip-prinsip proses pedagogis tidak secara
keseluruhan terlihat dalam pembelajaran ini. Prinsip yang dapat terlihat adalah
prinsip ketiga yaitu mengkombinasikan karakter kolektif dan individual
pendidikan, serta penghormatan terhadap kepribadian siswa. Ini berarti bahwa
jika proses pedagogis terjadi dalam konteks sekelompok orang, yang dikumpulkan
sesuai dengan kriteria yang berbeda dan mengadopsi karakteristik tertentu,
setiap anggota memiliki kekhususan yang unik yang membedakan dia dari yang lain, dan memiliki hak untuk dipertimbangkan
dan dihormati juga.
Kriteria yang
dimiliki oleh anak didik ini berbeda meskipun ada yang memiliki kesamaan.
Kriteria yang kelompok lihat disini adalah tingkat kelas anak di sekolah.
Disini Juan, Stefanus, Silviana memiliki kriteria yang sama karena mereka duduk
di bangku kelas 2 SD saat ini, sementara
Miracle memiliki kriteria yang berbeda karena dia duduk di bangku kelas 1 SD.
Berdasarkan hasil
observasi kelompok, setiap anak memiliki karakter yang berbeda-berbeda. Miracle
adalah sosok anak yang kurang aktif. Di saat teman-temannya antusias dalam
menjawab pertanyaan dari pengajar, Miracle lebih sering untuk diam. Berbeda
dengan Stefanus, Silviana dan Juan yang aktif. Stefanus aktif dalam mengikuti
pembelajaran, hal ini terlihat ketika dia sering untuk memulai menjawab
pertanyaan terlebih dahulu dibandingkan teman-temannya. Bahkan dia sering menjadi orang pertama
ketika memperkenalkan diri, memberikan kesan terhadap pembelajaran yang
diikuti. Stefanus juga memiliki karakter pembosan. Silviana juga anak yang
cukup aktif dimana saat diberikan pertanyaan oleh pengajar, Silviana termasuk
cepat dalam menjawabnya. Sementara itu, Juan yang juga anak yang aktif,
terlihat ketika dia menjawab pertanyaan dengan semangat dan cepat. Juan juga
anak yang sering mengomentari atau menyambung perkataan temannya ketika dalam
pembelajaran. Dari sini kelompok menyadari bahwa karakter-karakter oleh keempat
anak tersebut adalah unik dan kami sebagai pengajar menghargai setiap karakter
mereka.
Pembelajaran ini
terutama di hari pertama memang menggunakan waktu yang lebih lama dibandingkan
waktu yang ditargetkan. Di hari pertama, waktu dalam melakukan inti
pembelajaran (membentuk plastisin) sehingga anak mulai gelisah ketika
pembelajaran tersebut belum usai.
Kelompok menyadari akan hal itu dan seharusnya memperhatikan kondisi
dari anak didik tersebut.
Kegiatan yang
dilakukan dalam pembelajaran juga didasarkan pada teori strategi
memecahkan masalah. Memecahkan masalah disini adalah memecahkan puzzle. Ada beberapa strategi dalam memecahkan masalah yakni trial and
error, algoritma, heuristic, informational retrieval, dan thinking. Disini kelompok lebih fokus
kepada strategi memecahkan masalah dengan cara trial error dan thinking.
Trial and error artinya strategi
memecahkan masalah dengan cara coba-coba, sedangkan thinking merupakan strategi dimana sebelum memecahkan masalah,
seseorang berpikir terlebih dahulu.
Dari pembelajaran
ini, didapatkan strategi memecahkan masalah yang dimiliki oleh setiap anak
berbeda-beda. Stefanus dan Juan cenderung menggunakan strategi trial-error. Hal ini terlihat ketika
Stefanus dan Juan mencoba-coba untuk meletakkan potongan puzzle ke letak yang
sebenarnya tidak sesuai. Bahkan Stefanus hampir mengoyakkan potongan puzzle
tersebut agar sesuai dengan letak yang diinginkannya. Sementara itu, Silviana
dan Miracle menggunakan strategi thinking.
Hal ini terlihat ketika mereka memegang salah satu potongan puzzle namun tidak
langsung meletakkannya ke papan puzzle, mereka diam sejenak, sambil berpikir
dimana letak potongan puzzle yang sedang mereka pegang.
LAMPIRAN
|
Foto A : Pengajar dan Anak
Didik saling memperkenalkan diri satu per satu
|
|
Foto B: Belajar berkreatifitas
dengan menggunakan plastisin
|
|
Foto C: Mengasah kemampuan anak
dalam mengatasi masalah dengan bermain puzzle
|
|
Foto D: Pemberian reward
dan foto bersama sebagai tanda berakhirnya pelaksanaan
pembelajaran yang diadakan selama
2 hari
|